Sabtu 28 Sep 2019 03:00 WIB

Menkes Minta Aparat Kawal Keamanan Dokter di Wamena

Dokter meminta dievakuasi dari Wamena.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Muhammad Hafil
Suasana Kantor Bupati Jayawijaya yang dibakar massa di Wamena, Jayawijaya, Papua, Rabu (25/9/2019).
Foto: Antara/Iwan Adisaputra
Suasana Kantor Bupati Jayawijaya yang dibakar massa di Wamena, Jayawijaya, Papua, Rabu (25/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moeloek meminta jajaran aparat keamanan mengawal para dokter di Wamena, Kabupaten Jayapura, Papua. Di mana, para dokter meminta  dievakuasi.

"Tadi kami sudah membicarakan masalah ini di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Keamanan para dokter di Wamena dikawal oleh TNI, polri, dan Kemendagri,"  ujar Nila saat ditemui usai membuka Pertemuan Evaluasi Nasional Kesehatan Haji 2019, di Jakarta, Jumat (27/9).

Baca Juga

Ia menambahkan, Kemenkes sepakat mengenai penjagaan keamanan para tenaga kesehatan di Wamena. Apalagi, dia menambahkan, banyak tenaga kesehatan termasuk perawat, dokter, dokter spesialis yang bekerja dan menetap di sana. Bahkan, dia menambahkan, tidak jarang ada mahasiswa yang menempuh pendidikan kedokteran di sana.

"Karena itu, kami bicarakan ini semua kepala dinas kesehatan di sana karena keamanan mereka (dokter dan tenaga kesehatan) harus dijaga," ujarnya.

Kendati demikian, Nila menegaskan Kemenkes menolak permintaan para dokter untuk dievakuasi. Alasannya, dia menambahkan, pelayanan kesehatan harus tetap berjalan. Artinya tidak boleh ada kekosongan tenaga kesehatan.

"Belum dievakuasi. Kalau dievakuasi pelayanan kesehatan collapse," ujarnya.

Di kesempatan yang sama Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Ahmad Yurianto menambahkan, tidak semua dokter minta dievakuasi karena banyak juga dokter, perawat yang merupakan penduduk asli.

"Jadi (dokter) yang takut adalah para pendatang saja," katanya.

Disinggung mengenai para dokter yang masih memaksa dievakuasi, Yuri menyebutkan masih banyak jumlah dokter dan tenaga kesehatan yang merupakan warga asli Papua. Bahkan, ia mengklaim jumlahnya lebih banyak dibandingkan dokter pendatang. Ia menegaskan, pelayanan kesehatan seperti rumah sakit umum (RSUD) Wamena harus berjalan.

Kendati demikian, ia menambahkan, Kemenkes telah menelpon dan mengingatkan para dokter tersebut untuk berhati-hati. Selain itu, para dokter diminta merapat berlindung ke daerah aman.

"Kemenkes mengimbau evakuasi tidak keluar dari Papua, di tempat aman saja seperti Koramil atau kantor polisi sementara sambil memonitor kondisi. Jadi janhan nekat keluar, kalau kondisi sudah kondusif baru kembali," ujarnya.

Sebelumnya demo anarkis di Wamena pada Senin (23/9) dan telah merenggut nyawa 30 jiwa membuat puluhan dokter yang bertugas di sana supaya dievakuasi.

"Memang benar dokter-dokter yang bertugas di Wamena minta dievakuasi karena ketakutan. Bahkan ada yang sudah tiba di Jayapura," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Papua Silvanus Sumule, Kamis (26/9).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement