Ahad 29 Sep 2019 17:42 WIB

Muhammadiyah Minta Pemerintah Lindungi Warga di Wamena

Negara wajib hadir dalam melindungi seluruh bangsa dan tumpah darah Indonesia.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ratna Puspita
Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir
Foto: Umar Mukhtar/Republika
Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir meminta kepada pemerintah untuk memaksimalkan perlindungan terhadap warga di Wamena, Papua. Hal ini disampaikan Haedar setelah mencermati kerusuhan yang membuatkan puluhan warga meninggal dunia di Wamena. 

"Pemerintah hendaknya mengoptimalkan langkah-langkah perlindungan terhadap seluruh warga serta mencari solusi yang terbaik dalam menangani dan menyelesaikan masalah di bumi Papua tersebut," ujar Haedar kepada Republika.co.id, Ahad (29/9).

Baca Juga

Dia mengatakan, negara wajib hadir dalam melindungi seluruh bangsa dan tumpah darah Indonesia sebagaimana amanat konstitusi. Menurut dia, keselamatan seluruh warga diutamakan untuk dilindungi bersama.

"Kami percaya pemerintah, khususnya TNI dan Polri, didukung semua kekuatan masyarakat dapat mengatasi situasi di Wamena," ucapnya.

Setelah mengikuti dengan seksama apa yang terjadi di Wamena dalam beberapa hari terakhir, kata dia, Muhammadiyah juga menyampaikan dukacita dan keprihatinan yang mendalam atas korban yang meninggal maupun yang luka-luka dan mereka yang mengungsi. 

Karena itu, Haedar juga mengimbau kepada seluruh pihak untuk menahan diri demi terciptanya situasi yang kondusif. "Kepada semua pihak di seluruh tanah air hendaknya dapat menahan diri serta sama-sama menciptakan suasana tenang dan kondusif dengan mengedepankan solusi," kata Haedar.

Tokoh kelahiran Bandung ini percaya bahwa apa yang terjadi di Wamena sama-sama tidak dikehendaki. Untuk itu, semua berusaha untuk mewujudkan suasana aman dan damai disertai ishlah dalam semangat kebersamaan sebagai satu keluarga besar bangsa Indonesia yang dijiwai Bhineka Tunggal Ika.

"Kita selaku insan beragama senantiasa berdoa kepada Allah SWT agar bangsa Indonesia senantiasa diberi petunjuk dan jalan kebaikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta dengan kekuatan iman dan taqwa dapat memperoleh ridha-Nya," jelasnya. 

Haedar menambahkan, suasana aman dan damai menjadi sangat penting untuk diciptakan bersama oleh seluruh pihak. Karena itu, dia mengajak semua pihak untuk mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang bisa membuat suasana di Wamena menjadi kondusif kembali.

"Karenanya jangan dikembangkan opini dan pernyatan-pernyataan yang tidak mendukung susana kondusif di Wamena maupun Papua secara keseluruhan," tutupnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement