Senin 30 Sep 2019 15:30 WIB

Mengenal al-Baghdad, Ilmuwan Pengelana

al-Baghdad dikenal sebagai seorang dokter, pakar mesir, dan pengelana.

Rep: Mozaik Republika/ Red: Agung Sasongko
Ilmuwan Muslim.
Foto: Metaexistence.org
Ilmuwan Muslim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gelar ini bisa disematkan pada diri Abdul Latif Al Baghdadi. Ia sering dipanggil Al Baghdadi saja. Ia lahir di Baghdad, Irak. Ia hidup antara 1162 hingga 1231.

Beragam ilmu dikuasainya. Tak heran jika kemudian, Abdul Latif dikenal sebagai seorang dokter andal, pakar tentang Mesir atau Egyptologist, dan tentu saja dikenal pula sebagai seorang pengelana.

Bahkan, ia pun dikenal sebagai penulis paling produktif pada zamannya. Sebuah memoar menarik yang ditulis sendiri oleh Abdul Latif, disimpan oleh sejarawan Arab bernama Ibnu abi Usaibia.

Melalui memoar itu, diketahui bahwa para pemuda Baghdad saat itu mendapatkan pendidikan yang cukup tinggi. Dalam memoarnya itu, Abdul Latif mengungkapkan bahwa para pemuda Baghdad tekun mempelajari tata bahasa Arab, mempelajari dan menghafal isi kitab suci Alquran.

Selain itu, mereka juga belajar filologi, yurisprudensi, dan puisi Arab pilihan. Tentu Abdul Latif juga mempelajari bidang-bidang tersebut. Setelah menda patkan beragam ilmu tersebut, ia mulai mempelajari ilmu yang lebih spesifik dan menarik perhatiannya, yaitu filsafat alam dan kedokteran.

Ia kemudian memutuskan meninggalkan Baghdad untuk mendapatkan sebuah situasi yang kondusif baginya dalam menimba ilmu. Ia menuju Mosul pada 1189. Ia lalu berkelana kembali untuk menimba ilmu di Damaskus, Suriah. Melalui surat rekomendasi dari peme rintahan Salahuddin, Abdul Latif berkunjung ke Mesir.

Dalam dirinya kemudian tebersit keinginan untuk berbicara dengan Maimonides, yang merupakan dokter ternama kala itu di Mesir. Ia juga sempat ke Jerusalem. Dengan kedalaman ilmu yang dimilikinya, Abdul Latif kemudian dipercaya untuk menularkan ilmunya. Ia mengajar kedokteran dan filsafat di Kairo, Mesir, dan Damaskus selama beberapa tahun. Ia sempat pula sebentar mengajar di Allepo, Suriah.

Kecintaan untuk bepergian, telah membawa kakinya menapaki sejumlah tempat berbeda. Pengelanaannya telah sempat membawanya ke Armenia dan Asia Kecil. Saat itu, ia telah beranjak tua. Saat akhirnya Abdul Latif mangkat di Baghdad, sebenarnya ia juga telah berencana pergi ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement