CIREBON, AYOBANDUNG.COM -- Sehari jelang Hari Batik Nasional yang jatuh setiap 2 Oktober, 2.832 pelajar dari 17 sekolah tingkat SD dan SMP mengikuti pemecahan rekor MURI 'Membatik oleh Pelajar Terbanyak', Selasa (1/10).
Momen itu diselenggarakan di Desa Trusmi, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, yang dikenal sebagai salah satu pusat batik khas Cirebon. Kegiatan hari ini mengkhususkan pada motif batik mega mendung, sesuai tema 'Mega Mendung untuk Negeri'.
Para pelajar itu duduk berkelompok yang terdiri dari 5-6 orang. Setiap orang dibekali kain untuk kemudian dibatik.
AYO BACA : DPRD dan Wali Kota Cirebon Serahkan Aspirasi Penolakan UU KPK
"Pemecahan rekor ini merupakan wujud penghormatan kepada batik sebagai salah satu budaya nenek moyang yang masih lestari sampai sekarang," kata CEO BT Batik Trusmi, Ibnu Riyanto sebagai pihak penyelenggara.
Keterlibatan pelajar dalam moment tersebut tak lepas dari keinginan untuk mengenalkan batik khas Cirebon kepada masyarakat sejak dini. Dia meyakini, Kegiatan itu merupakan kali pertama di Indonesia, sehingga digadang-gadang akan memecahkan rekor MURI sebagai pembatikan pelajar terbanyak.
"Semoga mereka bisa melestarikan batik sebagai kearifan lokal bernilai luhur," harapnya.
AYO BACA : 3 Hektar Lahan TPA Kopiluhur Cirebon Terbakar
Senior Manager MURI, Ariyani Siregar menuturkan, rekor oleh BT Batik Trusmi telah menumbangkan rekor sebelumnya yang diraih sekolah Santo Bandung sebanyak 2.500 pelajar.
"Makanya kami menganugerahkan rekor MURI ini kepada BT Batik Trusmi sebagai apresiasi karena telah melestarikan warisan leluhur," jelasnya.
Sebelum ini, BT Batik Trusmi pernah menorehkan rekor MURI dua kali, masing-masing kategori pemilik toko batik terluas 4.840 meter persegi pada usia termuda (22 tahun) pada 24 Maret 2013 dan kategori pembuatan cap batik terbesar ukuran 2x3 meter pada 1 Oktober 2014.
"Prestasi ini kami catat di MURI sebagai rekor dunia dengan urutan ke-9206," ujarnya.
AYO BACA : Kota Cirebon Hanya Miliki 2 Mobil Pemadam Laik Jalan