REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA— Pelaku kerusuhan yang terjadi di Wamena, Senin (23/9) diduga dilakukan penduduk dari luar Wamena.
"Kami menduga pelaku kerusuhan bukan warga asli Wamena melainkan dari wilayah di sekitarnya dan itu juga diungkapkan pengungsi yang diselamatkan tetangga mereka dengan menyembunyikannya di dalam rumah," kata Fuad adalah salah satu pengungsi yang selamat dari aksi yang menewaskan 32 warga kepada Antara di penampungan yang berada di Masjid Al Aqso Sentani, Rabu (2/10).
Fuad yang berprofesi sebagai tukang ojek mengaku dirinya selamat dari kerusuhan itu karena diminta sembunyi di dalam rumah kontrakan oleh tetangga yang merupakan warga asli Wamena.
Setelah perusuh membakar kawasan itu dan pergi, kemudian dirinya beserta istri dan anak dibawa dan disembunyikan di dalam rumah tetangga hingga aparat keamanan datang dan membawanya ke Polres Jayawijaya di Wamena.
Pelaku kerusuhan bukan orang asli Wamena karena banyak di antara mereka menggunakan seragam sekolah namun tidak muat dan mukanya berjenggot dan brewok.
“Masa anak sekolah berjenggot,” ungkap lelaki asal Pasuruan yang mengaku sudah hampir 20 tahun di Wamena dan akan kembali lagi setelah mengantar anak dan istri pulang ke kampung.
Hal senada juga di ungkapkan Samsuri yang juga diselamatkan warga asli Wamena sehingga dirinya beserta anak dan istri yang sedang hamil selamat.
"Tanpa bantuan tetangga, kami tidak tahu lagi nasib karena rumah kost juga dibakar perusuh," kata Samsuri yang mengaku ingin pulang ke kampung untuk menenangkan pikiran.
Ismail yang berprofesi sebagai tukang pijat mengaku dirinya bersama 300 pengungsi selamat karena diamankan warga asli Wamena di dalam gereja Baptis di Pikey.
Warga yang menyelamatkan mereka mengaku para pelaku bukan warga asli Wamena, dan itu memang benar setelah melihat para perusuh yang berjaga-jaga di luar gereja saat dievakuasi Senin malam.
Ismail yang mengaku hanya memiliki pakaian di badan karena rumah kos beserta isinya di kawasan Homhom habis dibakar.
“Dari penuturan warga yang mengamankan kami terungkap para pelaku berasal dari berbagai wilayah yang berada di luar Wamena, kataIsmail, seraya menyebutkan beberapa kota di kawasan pegunungan tengah,” kata dia.