Kamis 03 Oct 2019 08:16 WIB

Pengungsi Wamena Terserang Penyakit

Arus pengungsi dari Wamena masih terus mengalir.

Prajurit TNI mendata warga yang akan meninggalkan Wamena menggunakan pesawat Hercules milik TNI AU di Bandara Wamena, Jayawijaya, Papua, Selasa (1/10/2019).
Foto: Antara/Iwan Adisaputra
Prajurit TNI mendata warga yang akan meninggalkan Wamena menggunakan pesawat Hercules milik TNI AU di Bandara Wamena, Jayawijaya, Papua, Selasa (1/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, WAMENA – Para pengungsi kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, mulai terserang beragam penyakit mialgia dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) serta diare. Terkait hal itu, Kementerian Kesehatan menyatakan telah melakukan upaya pemulihan.

Penyakit mialgia atau yang bisa disebut nyeri otot adalah suatu keadaan saat badan terasa pegal-pegal. Mialgia yang tanpa adanya cedera biasanya disebabkan oleh infeksi dari virus. "Penyakit yang tertinggi, yaitu penyakit mialgia, ISPA, dan penyakit diare tetapi sangat kecil, tetapi penyakit yang paling tinggi, yaitu penyakit mialgia dan ISPA,” kata Koordinator Tim Gabungan Kesehatan dari Dinas Kesehatan dan TNI/Polri di Wamena, Paminto Widodo, Selasa (1/10) malam.

Baca Juga

Namun, menurut Paminto, setelah korban demo mendapatkan pelayanan kesehatan, penyakit-penyakit itu mulai menurun. "Terutama grafik penyakit mialgia dan ISPA, diare, dan malaria," katanya. Paminto mengatakan, rata-rata pasien pengungsi yang dirawat di RSUD Wamena karena luka-luka, kebanyakan di antaranya luka bakar.

Ada juga kasus-kasus kesehatan yang bukan karena dampak langsung kerusuhan, tetapi jumlahnya sedikit. Contohnya, pada Ahad (29/9), ada dua ibu yang hamil di posko pengungsian terpaksa harus dirujuk ke RSUD Wamena untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus melakukan upaya pelayanan kesehatan untuk para korban kerusuhan sosial di Wamena. Pelayanan itu dimulai dari kondisi gawat darurat hingga trauma healing.

Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moeloek mengatakan, tenaga kesehatan memberikan pelayanan kesehatan begitu korban menjalani perawatan medis di gawat darurat. Setelah melewati fase gawat darurat, dia melanjutkan, pihaknya juga memberikan pelayanan kesehatan di pengungsian. "Ada trauma healing, kebersihan, hingga penyediaan air bersih," ujarnya.

Sementara itu, para penyintas kerusuhan di Wamena terus berdatangan di daerah masing-masing. Pada Rabu (2/10), sekitar 120 penyintas asal Jawa Timur tiba di Lanud Abd Saleh, Malang. Kedatangan ratusan warga ini disambut langsung oleh Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa dan beberapa pejabat lainnya.

"Sekarang kalau yang tercatat 115 dewasa dan lima anak, tetapi ada juga warga Solo. Ini sama seperti tiga hari lalu ada 53 warga Jatim landing di Semarang, jadi kira-kira begitu," kata Khofifah di Lanud Abd Saleh, kemarin.

Khofifah juga menegaskan, proses evakuasi ini lebih menitikberatkan pada warga di Wamena. Masyarakat di Jayapura tidak perlu ikut dalam kegiatan pemberangkatan melalui pesawat ke Jatim. "Kemudian yang Jayapura enggak usah ikut karena sebetulnya yang dilakukan evakuasi ya pada mereka pada saat ini membutuhkan perlindungan," kata dia.

photo
Sejumlah pedagang berjualan di Pasar Sinakma, Wamena, Papua, Rabu (2/10/2019).

Kapal Motor Ciremai milik Perusahaan Pelayanan Nasional Indonesia (Pelni) juga mengangkut sebanyak 419 jiwa penyintas kerusuhan Wamena untuk pulang kampung ke Sulawesi Selatan, Sumatra Barat, dan Jawa. Kapal itu akan menempuh rute Biak-Manokwari-Sorong -Ternate-Baubau-Makassar-Surabaya hingga Jakarta.

Begitu kapal bersandar di pelabuhan laut Biak Numfor, para penyintas langsung mendapat bantuan logistik berupa air mineral, makanan cepat saji, dan mi instan. Ratusan penumpang korban kerusuhan Wamena itu terdiri atas balita, anak-anak, dan orang tua yang mendapat pelayanan tempat khusus di atas KM Ciremai.

"Kami sangat membutuhkan bantuan makanan untuk bekal perjalanan pulang kampung setelah menjadi korban kerusuhan Wamena," kata Yahya sembari mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan warga Biak. Hingga menjelang keberangkatan kapal Ciremai, bantuan makanan untuk korban kerusuhan Wamena di kapal masih berdatangan dari warga Biak.

Sebanyak 1.380 paket bantuan dari Presiden Joko Widodo untuk Wamena juga tiba kemarin. Bantuan diangkut pesawat Hercules A-1320 TNI-AU yang bertolak dari Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (1/10). n Rr Laeny Sulistyawati, Wilda Fizriyaniantara ed: fitriyan zamzami

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement