Jumat 04 Oct 2019 00:07 WIB

Batik Disebut Sebagai Perekat Persatuan Bangsa

Koleksi batik yang dimiliki Khofifah berasal dari hampir seluruh wilayah Indonesia

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Khofifah Indar Parawansa
Foto: Republika/Yasin Habibi
Khofifah Indar Parawansa

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengaku dirinya sebagai pencinta batik (batik holic). Bahkan dia mengaku, koleksi batik yang dimilikinya berasal dari hampir seluruh wilayah Indonesia. Menurut Khofifah, batik lebih dari sekedar kain bermotif, tapi merupakan identitas sekaligus alat pengikat dan perekat persatuan bangsa.

"Makanya sering kali saat kunjungan ke daerah, saya berusaha menyempatkan ke sentra pengrajin batik dan membelinya. Tidak cuma dikoleksi, tapi juga saya pakai untuk berbagai agenda kegiatan yang saya hadiri," kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (2/10).

Khofifah menjelaskan, tersebarnya pengrajin batik dari Sabang sampai Merauke menjadi bukti jika batik mampu menjadi alat pemersatu bangsa. Meskipun berakar dari Jawa, kata dia, namun telah meluas menjadi budaya Indonesia dan diproduksi di berbagai daerah.

"Tentunya dengan motif dan ciri khasnya masing-masing. Baik yang dicetak maupun yang dikerjakan dengan tangan atau batik tulis," ujar gubernur perempuan pertama di Jatim tersebut.

Ditanya jumlah koleksi, Khofifah mengatakan ia tidak menghitungnya secara pasti. Namun demikian, Ia menempatkan batik-batik koleksi miliknya tersebut dalam tempat  khusus.

Beberapa kain batik miliknya, bahkan sengaja tidak untuk dijahit tetapi hanya dikoleksi. Khofifah mengaku, tidak terlalu fanatik terhadap satu jenis batik karena menurutnya corak, ragam, dan motif batik di setiap daerah memiliki ceritanya masing-masing.

"Saya yakin setiap batik pasti punya makna filosofis dan nilai historisnya masing-masing. Pun dalam proses pembuatan ornamen, harmonisasi warna, dan lain sebagainya. Pendeknya, setiap batik punya cerita yang menarik untuk disimak," kata Khofifah.

Di Jawa Timur sendiri, lanjut Khofifah, sedikitnya terdapat delapan daerah yang dikenal luas sebagai penghasil batik. Yaitu Madura, Tulungagung, Mojokerto, Sidoarjo, Ponorogo, Banyuwangi, dan Tuban. Ragam corak dan motif dari daerah tersebut tidak sama antara satu dengan yang lainnya meski sama-sama berasal dari Jawa Timur. 

"Pemprov Jawa Timur tengah berupaya mengangkat pamor batik asal Jatim tidak hanya di level nasional, namun juga luar negeri dengan peningkatan mutu produk. Tentunya ini butuh dukungan seluruh masyarakat Jatim," ujar Khofifah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement