REPUBLIKA.CO.ID, QUITO -- Presiden Ekuador Lenin Moreno menyatakan keadaan darurat karena protes meluas di seluruh negeri, Kamis (3/10) waktu setempat. Protes terjadi karena pengakhiran subsidi bahan bakar sebagai bagian dari paket reformasi fiskal pemerintah senilai dua miliar dolar AS.
"Turun dan batalkan kebijakan itu!" teriak pemrotes merujuk pada langkah-langkah yang diberlakukan pekan ini.
Langkah penghapusan subsidi bahan bakar yang mulai berlaku pada Kamis, membuat sopir taksi, bus, dan truk memblokir jalan-jalan di ibu kota dataran tinggi Quito dan di Guayaquil di pantai Pasifik. Stasiun bus juga ditutup.
Kelompok-kelompok pribumi, pelajar dan serikat pekerja bergabung dalam aksi ini. Mereka memblokir jalan dengan batu dan membakar ban.