Sabtu 05 Oct 2019 05:58 WIB

Muba Kembangkan Budidaya Serai Wangi Di Teluk Solusi

Program ini untuk percepatan penurunan angka kemiskinan di Lais.

Rep: Maman Sudiaman / Red: Agus Yulianto
Bupati Muba Dodi Reza Alex bersama para pembudidaya sere wangi.
Foto: Foto: Humas Pemkab Muba
Bupati Muba Dodi Reza Alex bersama para pembudidaya sere wangi.

REPUBLIKA.CO.ID, SEKAYU - - Pemkab Musi Banyuasin (Muba) melalui Dinas Pemberdayan Masyarakat Desa (PMD) terus mencarikan trobosan bagi warganya, guna meningkatkan pendapatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat.

Kali ini Dinas PMD Kabupaten Muba bersama Kemendes mengembangkan  budidaya “SERAI WANGI”, bertempat di Desa Teluk Kecamatan Lais Kabupaten  Muba.

Menurut Kepala PMD Muba, Richard Cahyadi AP, pengembangan budidaya serai wangi ini sebagai upaya alternatif dan solusi untuk menambah Pendapatan Perkapita warga Desa Teluk disaat harga karet dan sawit saat ini yang sedang anjlok.

"Untuk di Teluk sudah disiapkan lahan 10 hektare untuk budidaya serai wangi, mudah-mudahan bisa merambah ke desa lainnya dalam wilayah Kabupaten Muba. Sekarang sudah dibudidayakan lebih kurang 2,5 hektare, alhamdullilah bisa jadi alternatif karena harga karet dan sawit sedang anjlok," ujarnya.

Sementara itu Imron (55 tahun) petani serai wangi memaparkan bahwa dirinya memperkenalkan tanaman Serai Wangi karena sekarang ini tanamannya jarang, dan bisa dikatakan untuk di Muba hanya di wilayah Teluk yang membudidayakan serai wangi.

Dan untuk prospek ke depan, penghasilannya lumayan tinggi, dan kebutuhan untuk ekspor sangat dinanti-nantikan oleh pihak luar negeri. Minyaknya kita jual untuk di ekspor dan bisa jadi bahan baku sabun mandi, pembersih lantai dan juga bisa dibikin pakan ternak.

"Pada awalnya memang kita belum tahu serai yang mana yang layak kita tanam. Karena di sini ada 33 varietas serai yang ditanam, termasuk jenis serai sayur yang biasa digunakan dalam bumbu masak. Nah di 2014, pengalaman saya pernah tertipu menanam jenis Serai. Pas dipanen, disuling minyaknya cuma menghasilkan 4 kg per ton daun, sampai akhirnya kita gali terus dan akhirnya mendapatkan bibit serai yang memang menghasilkan minyak yang berkualitas, " ujarnya.

Untuk bibit jenis ini, kata dia, awalnya ditmukan di  2018. Ada dua jenis yaitu jenis serai varietas maha penggiri (D1) dan Citrona. Dari dua jenis inilah yang kemudian dikembangkan.

Kata Imron, bila dibandingkan dengan tanaman karet, maka lebih besar pendapatan tanaman Serai. Ini karena jarak tanam serai hanya satu meter, maka dalam satu hektare lahan bisa ditanam 10 ribu rumpun.

"Kita ambil paling kecil satu rumpunnya lima kilu, dikalikan 10 ribu rumpun, maka bisa menghasilkan 50 ton dikalikan Rp 500 hasilnya 25 juta, nah itu dari awal penanaman sampai panen waktunya cuma 6 bulan," bebernya.

Menanggapi hal tersebut, Bupati Muba H Dodi Reza Alex Noerdin mengatakan, Kecamatan Lais menjadi perhatian khusus karena angka kemiskinan paling tinggi di Kabupaten Muba. Oleh karena itu tidak bisa membiarkan demikian, maka dari itu diharapkan masyarakat dapat berkembang sendiri dibawah bimbingan dan bantuan Pemkab Muba. 

"Di sini dapat dilihat ada beberapa potensi yang dapat mengentaskan kemiskinan, kemarin sudah ada inovasi berupa prototype project yaitu bagaimana kita memanfaatkan sumber daya lokal berupa bekicot dan keong menjadi pakan ternak untuk ikan dan kambing. Tentu ini produk yang bisa membawa ekonomi masyarakat di Kecamatan Lais jadi meningkat. Dan kali ini inovasi terbaru lagi pengembangan Serai Wangi, tentu diharapkan bisa berkembang juga," ucap Dodi.

Dodi mengajak semua pihak bersama sehingga semua potensi desa-desa miskin yang ada di Muba bisa memanfaatkan sumber daya alam nya. Tentu banyak, baik sumber protein yang ada di sungai dan disawah bisa dikelola sehingga memiliki nilai jual yang tinggi begitu juga budidaya serai wangi tadi," ujarnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement