REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Sekitar 1,5 hektare hutan di kawasan cagar alam Gunung Papandayan, Kabupaten Garut, kembali terbakar pada Ahad (6/10). Api membakar lahan berupa tanaman puspa, haruman, paku-pakuan, dan alang-alang yang tumbuh sekitar hutan tersebut.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah V, Bidang KSDA Wilayah III Ciamis, Balai Besar KSDA Jabar, Purwantono mengatakan, kebakaran terjadi pada sekitar pukul 17.00 WIB. Tim yang mengetahui hal itu langsung melakukan pemadaman di lokasi kebakaran. Pemadaman juga dibantu oleh masyarakat sekitar.
"Lokasinya di perbatasan antara kawasan cagar alam dan wisata. Tapi masuknya ke wilayah KSDA," kata dia saat dikonfirmasi Republika.co.id, Senin (7/10).
Ia mengatakan, api baru berhasil dipadamkan petugas gabungan pada Ahad malam. Namun, hingga saat ini petugas masih memantau lokasi titik api mengantisipasi kebakaran susulan di Gunung Papandayan.
Purwantono belum mengetahui pasti penyebab kebakaran tersebut. "Susah juga itu cari tahu (sengaja atau faktor alam)," kata dia.
Ia menyebutkan, kebakaran yang terjadi di Gunung Papandayan bukan yang kali pertama. Sebelumnya, kebakaran hutan juga telah terjadi di gunung tersebut.
Menurut dia, kawasan Gunung Papandayan memang menjadi langganan kebakaran hutan ketika musim kemarau. "Sudah yang kelima tahun ini. Kita memantaunya juga susah karena arealnya kan luas," kata dia.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Tubagus Agus Sofyan, menambahkan, petugas telah diterjunkan untuk membantu proses pemadaman areal hutan di Gunung Papandayan.
"Petugas gabungan berusaha secepat mungkin memadamkan api," kata dia.
Ia menyebut, musim kemarau menjadi salah satu satu penyebab kebakaran hutan. Pasalnya, banyak tanaman kering yang mudah terbakar. Apalagi, kata dia, wilayah Garut memiliki kawasan hutan yang rawan kebakaran.
Menurut dia, selain Gunung Papandayan, kawasan Gunung Guntur di Kecamatan Tarogong Kaler, dan Gunung Cikuray di Kecamatan Cilawu, juga menjadi perhatian ketika musim kemarau. Pasalnya, wilayah itu menjadi langganan kebakaran ketika musim kemarau.
"Kalau yang paling sering terbakar itu di Guntur," ujar dia.