REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sekretaris Fraksi PAN MPR RI, Saleh Partaonan Daulay, menyesalkan peristiwa pembatalan tabligh dan ceramah agama ustaz Abdul Samad. Apalagi, alasan pembatalan itu kurang begitu jelas dan terkesan dibuat-buat.
"Ini tentu bisa menjadi preseden buruk bagi kebebasan menjalankan ajaran agama di Indonesia,” kata Saleh kepada Republika.co.id melalui pesan whatsapp, Rabu (9/10).
Katanya, kita harus mengembangkan budaya toleransi. Kalau betul kita menjaga toleransi, mestinya tidak ada pembatalan acara seperti itu.
“Lagian, UAS itu kan diundang untuk ceramah. Pihak pengundang tentu sudah mempertimbangkan segala sesuatunya sebelum melayangkan undangan. Kalau ada pembatalan tiba-tiba, tentu akan menimbulkan banyak tanda tanya,” ungkap Saleh.
Yang paling tidak mengenakkan, ungkapnya, adalah rencana kegiatan ceramah UAS juga dibatalkan di UGM, yang merupakan salah satu lembaga pendidikan tinggi ternama di Indonesia. Menurut Saleh alasan yang disampaikan sepertinya juga kurang mengena.
Dikatakannya, mestinya tidak ada yang perlu ditakutkan dan dikhawatirkan oleh insan akademis untuk mengikuti kegiatan keagamaan seperti itu. Semua pendengarnya pastilah memiliki tingkat kekritisan yang memadai untuk mengikuti ceramah dan pengajian seperti itu.
“Kalau soal tempat, saya kira tidak masalah. Kan pelaksanaannya di masjid kampus. Nah, ceramah agama tentu tempatnya di mesjid. Jadi, mestinya tidak ada yang salah,” papar dia.
Andaikata ceramah, pengajian, dan tabligh itu tetap dilaksanakan, dan kemudian ditemukan masalah dalam substansi ceramahnya, menurut dia, tentu hal itu bisa diperdebatkan dan didiskusikan. Jika ada yang melanggar aturan perundangan, bisa dilaporkan pada pihak yang berwajib.
"Ini kan belum terjadi, sudah dibatalkan. Sekali lagi, ini tentu sangat tidak baik,” ungkapnya.