REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Profesor Emil Salim tak mengambil hati atas sikap politikus PDIP Arteria Dahlan. Diketahui, keduanya terlibat debat sengit dalam salah satu program televisi pada Rabu (9/10) malam.
Emil merasa sikap Arteria wajar, mengingat usia yang masih lebih muda. Sedangkan, usia Emil sudah nyaris menyentuh angka 90 tahun. Ia tak mempermasalahkan sikap meledak-ledak yang ditunjukkan Arteria padanya.
"Saya anggap manusiawi pada usia 44 tahun. Saya sudah terbiasa meladeni perdebatan anak muda-muda yang bermacam gaya," katanya melalui surel pada Republika, Kamis (10/10).
Emil menganggap Arteria mestinya tahu seluk-beluk etika perdebatan. Apalagi, Arteria bukanlah politikus bau kencur.
"Anggota DPR yang terpilih tentu sudah paham etika perdebatan yang perlu mereka terapkan dalam menjalankan tugas," sebutnya.
Emil mengungkapkan seusai program debat itu, Arteria tak menunjukkan iktikad baik. Ia menyebut Arteria, bahkan tak sempat menemuinya seusai debat.
"Bung Arteria rupanya tergesa-gesa meninggalkan panggung, sehingga tidak ikut foto-bersama dan tak sempat bersalaman," ungkapnya.
Hingga saat ini, Emil belum berkomunikasi lagi dengan Arteria. Belum ada pembicaraan pula soal permohonan maaf dari Arteria.
"Saya tak sempat bercakap-cakap dengan Bung Arteria," ucap mantan Menteri di era Presiden Soeharto itu.
Dalam diskusi di program Mata Najwa, Arteria menampilkan sikap tak hormat dengan menunjuk-nunjukkan jari pada Emil yang sudah berusia 89 tahun. Bahkan Arteria berkali-kali memotong Emil saat berbicara dengan menilai pernyataan Emil sesat. Sikap Arteria ini viral di media sosial dan menuai kritis pedas dari warganet.
Arteria menolak untuk meminta maaf kepada Emil Salim. Arteria justru ingin Emil Salim menarik ucapannya.
"Saya minta Prof Emil tarik ucapannya. Baca dulu revisi UU KPK, pahami fakta hukum dan sosial yang ada, bicara sesuai keahlian saja. Beliau kan ekonom tapi bicara seolah-olah ahli hukum," ujar Arteria saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (10/10).
Menurut Arteria, tidak tepat kalau Emil Salim dengan latar belakang ekonom tiba-tiba berbicara soal hukum terkait revisi UU KPK. "Beliau tidak memahami dengan benar materi muatan yang ada di revisi UU KPK tiba-tiba berpendapat banyak kelirunya, sudah dicoba untuk diklarifikasi tapi justru menyerang kehormatan, tidak hanya menghina bahkan menista kami tapi juga institusi DPR," kata dia.