Rabu 16 Oct 2019 14:07 WIB

Pemimpin Hong Kong Tegaskan Menolak Desakan Kemerdekaan

Pemimpin Hong Kong menyampaikan pidato tahunan di parlemen.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam.
Foto: AP Photo/Vincent Yu
Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam.

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Pidato tahunan oleh Pemimpin Hong Kong Carrie Lam yang sempat terhenti karena kericuhan di parlemen, dimulai kembali pada Rabu (16/10). Lam mengumumkan kebijakan soal sejumlah inisiatif properti dalam upaya untuk mengembalikan kepercayaan publik pada pemerintahannya setelah lebih dari empat bulan aksi protes anti-pemerintah.

Lam memperingatkan Hong Kong tidak akan mentolerir desakan kemerdekaan. Dia mengatakan, telah menemukan solusi untuk memenangkan sentimen publik termasuk dialog komunitas dan langkah-langkah lainnya. Menurutnya, Hong Kong harus beroperasi berdasarkan prinsip One Country Two System, namun tetap tidak akan mentolerir desakan kemerdekaan Hong Kong dan tantangan terhadap kedaulatan nasional.

Baca Juga

"Selama periode yang bergejolak dan sulit ini, kita harus dengan tegas berpegang pada kebijakan One Country Two Systems, dan kita dapat keluar dari kebuntuan kita saat ini," kata Lam saat pidato dikutip Guardian, Rabu (16/10).

Pidato dimulai dengan kebijakan jangka menengahnya. Ia mengatakan, Hong Kong telah lama dipandang sebagai kota yang beradab, tetapi beberapa bulan terakhir, konflik menjadi semakin meluas yang memicu demonstrasi lebih dari 400 protes dan majelis publik.

Dia mengatakan banyak yang menjadi serangan kekerasan sebagai dampak demonstrasi, lebih dari 1.100 orang terluka dan lebih dari 2.200 orang ditangkap. Lam mengatakan pengunjuk rasa telah melakukan serangan terorganisir dan terhitung pada orang-orang yang memiliki pendapat politik yang berbeda dari diri mereka sendiri, termasuk orang-orang yang bertindak hukum sendiri.

"Banyak orang bertanya, apakah Hong Kong akan kembali normal? Apakah Hong Kong masih merupakan tempat di mana kita bisa hidup dengan aman?" katanya.

Carrie Lam mengatakan aturan hukum adalah landasan kesuksesan Hong Kong. Lam juga berterima kasih kepada polisi, staf di stasiun metro dan otoritas bandara yang harus bekerja untuk mempertahankan layanan mereka di tengah protes.

Sebelumnya, pidato Lam sempat tertunda karena pihak oposisi menginterupsi dia untuk berpidato. Anggota parlemen oposisi membuat kericuhan dengan berteriak dan mengejek sejak awal pidato Lam. Setelah gangguan pertama, sesi kemudian dilanjutkan kembali. Namun, ditunda untuk kedua kalinya karena kericuhan yang terjadi. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement