Sabtu 19 Oct 2019 01:43 WIB

Ketika Seekor Anjing Mengadu kepada Rasulullah SAW

Anjing tersebut beriman kepada Allah dan Rasulullah SAW

(Ilustrasi) Anjing
(Ilustrasi) Anjing

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasulullah Muhammad SAW merupakan utusan Allah bagi semesta alam. Mereka yang beriman kepada beliau tidak hanya dari golongan manusia dan jin. Hewan-hewan pun menyaksikan kebenaran risalah Islam.

Seperti tersebut dalam kisah yang diriwayatkan Anas bin Malik. Pada mulanya, Rasulullah SAW sedang duduk-duduk bersama dengan para sahabat beliau.

Baca Juga

Sejurus kemudian, datanglah seorang sahabat beliau dengan betis yang berlumuran darah. Nabi SAW pun menanyakan penyebab lukanya itu.

“Wahai Rasulullah, aku tadi berpapasan dengan seekor anjing milik fulan yang munafik di jalan. Anjing itu lantas menggigit betisku,” ujar dia.

Rasulullah SAW pun mempersilakan sahabat tersebut untuk duduk di samping beliau. Tak lama kemudian, datang pula sahabat yang lain. Kakinya juga tampak bercucuran darah.

“Wahai Rasulullah, aku tadi berjumpa dengan anjing milik fulan yang munafik. Anjing itu telah menggigitku,” kata sahabat ini saat ditanya Rasulullah SAW.

Setelah mendengarkan penuturan kedua orang tersebut, beliau memutuskan untuk bertindak. “Mari kita datangi anjing itu untuk membunuhnya,” ujar Nabi SAW seraya bangkit dari tempat duduk.

Sampailah Rasulullah SAW dan para sahabatnya di tempat anjing itu berada. Saat seseorang dari mereka hendak menghunuskan pedang, tiba-tiba hewan tersebut mendekati Nabi SAW. Anjing ini berkata-kata dengan fasih selayaknya manusia.

“Janganlah kalian membunuhku. Sebab, aku adalah anjing yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya,” ucap anjing tersebut.

“Mengapa engkau menggigit kedua orang ini?” tanya Rasulullah SAW lagi.

“Wahai Rasulullah,” jawab anjing itu, “Aku adalah anjing yang diperintahkan untuk menggigit siapa saja yang mencela Abu Bakar dan Umar.”

Mendengar kesaksian anjing tersebut, kedua sahabat yang kakinya luka-luka kemudian mengakui kesalahannya.

“Sesungguhnya kami bertaubat kepada Allah dan Rasul-Nya,” kata mereka.

photo
Kubah hijau di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi menjadi tanda di bawahnya terdapat makam Rasulullah saw dan dua sahabat mulia, Abu Bakar dan Umar bin Khattab.

Kedudukan Abu Bakar dan Umar di sisi Rasulullah SAW memang mulia.

Rasulullah SAW menjelaskan dalam sebuah hadis qudsi, "Akulah (Allah) yang menjadi pendengaran yang dia (Abu Bakar) gunakan untuk mendengar, dan penglihatannya yang digunakan untuk melihat, dan tangannya yang digunakan untuk kekuatannya, dan kakinya yang digunakan untuk berjalan" (HR Bukhari).

Tentang sahabatnya yang bergelar al-Faruq, Nabi SAW pernah bersabda, “Umar bin Khaththab bersamaku di mana pun aku sukai dan aku pun bersamanya di mana pun dia menyukainya. Kebenaran setelah aku pada diri Umar bin Khaththab di mana pun dia berada.”

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement