Ahad 20 Oct 2019 16:23 WIB

Paloh: Tantangan Jokowi-Maruf Jaga Indonesia Tetap Bersatu

Tugas itu tidak mudah karena polarisasi sudah terjadi di mana-mana.

Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Ahad (20/10).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Ahad (20/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh menilai tantangan Presiden-Wakil Presiden 2019-2024, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, adalah menjaga agar bangsa Indonesia tetap bersatu. Persatuan ini dalam satu hal pikiran dan pandangan.

"Tantangannya besar dan kompleks sekali, bagaimana kemampuan kita menjaga dari waktu ke waktu agar bangsa Indonesia tetap bersatu dalam kesatuan pikiran, pandangan dan cita-cita besar untuk misi kemerdekaan," kata Paloh di Kompleks Parlemen, Jakarta, Ahad (20/10).

Baca Juga

Dia menilai tugas tersebut mudah diucapkan, tetapi tidak mudah karena polarisasi sudah terjadi di mana-mana sehingga harus segera diatasi. Menurut Paloh, tidak ada jalan lain kecuali harus dirajut kembali dalam satu ikatan emosi diri, pikiran, dan kepentingan nasional harus didahulukan daripada kepentingan sektoral.

"Dan ini saya terus terang harus diingatkan harus dimulai oleh kita semua. Namun yang paling memegang peran di sana adalah para elite bangsa ini," ujarnya.

Dia menilai pelantikan Presiden merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia karena melantik Presiden-Wapres terpilih hasil Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 yang telah dilalui bersama. Paloh berharap kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf harus lebih baik dari sebelumnya sehingga kinerja pemerintahan ke depan jauh lebih baik.

"Semua mengucapkan selamat dengan harapan tentunya kinerja yang dijalankan pemerintahan Jokowi untuk masa keduanya harus lebih baik," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement