Rabu 23 Oct 2019 16:31 WIB

Pesan Jokowi ke Airlangga: Turunkan Defisit Neraca Dagang

Airlangga Hartarto ditunjuk Jokowi sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nidia Zuraya
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bersiap mengikuti foto bersama seusai pelantikan menteri Kabinet Indonesia Maju di Beranda Halaman Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bersiap mengikuti foto bersama seusai pelantikan menteri Kabinet Indonesia Maju di Beranda Halaman Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Airlangga Hartarto sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Ketua Umum Partai Golkar ini menggantikan Darmin Nasution untuk mengoordinir kementerian-kementerian bidang ekonomi.

Saat mengenalkan Airlangga sebagai Menko Perekonomian, Jokowi sempat menjelaskan secara singkat tugas yang harus diemban selama lima tahun ke depan. Yang terberat tentunya menurunkan defisit neraca transaksi berjalan dan defisit neraca perdagangan. Dua hal tersebut memang selalu negatif dalam beberapa tahun belakangan.

Baca Juga

"Turunkan defisit transaksi berjalan, defisit neraca dagang, dan industrialisasi yang berorientasi ekspor dan substitusi impor," ujar Jokowi, Rabu (23/10).

Menanggapi ini, Airlangga mengakui bahwa pengurangan defisit neraca perdagangan dan neraca transaksi berjalan menjadi salah satu tugas yang disampaikan Presiden Jokowi secara langsung. Menurutnya, perbaikan dua hal tersebut memang butuh waktu lantaran harus melibatkan perbaikan sektor lain lintaskementerian.

"Namanya perdagangan butuh investasi. Jadi neraca perdagangan akan baik kalau capital account diperbaiki. Capital account yang kemarin deltanya besar di sektor migas. Maka sektor migas menjadi salah satu titik utama kebijakan," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement