Kamis 24 Oct 2019 06:25 WIB

Tak Ada Kader yang Jadi Menteri, Ini Tanggapan Perindo

Perindo dukung Jokowi tanpa syarat.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Muhammad Hafil
Pelantikan Kabinet Indonesia Maju. Jajaran menteri bersiap mengikuti sesi foto bersama Presiden Joko Widodo usai upacara pelantikan Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10).
Foto: Republika/ Wihdan
Pelantikan Kabinet Indonesia Maju. Jajaran menteri bersiap mengikuti sesi foto bersama Presiden Joko Widodo usai upacara pelantikan Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sekjen Partai Perindo Ahmad Rofiq merespons baik sejumlah nama menteri yang dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) Rabu (23/10). Meskipun tak ada satu pun kader Partai Perindo yang ditunjuk jadi menteri, namun hal itu tidak menjadi soal bagi Perindo.

"Sejak awal kita mendukung tanpa syarat, dan tentu apapun kita akan terus dukung," kata Rofiq kepada Republika.

Baca Juga

Rofiq mengatakan, Partai perindo tentu sangat berharap ada kader yang dipercaya Jokowi untuk membantu di kementerian. Namun Perindo menghormati keputusan tersebut.

"Pak Jokowi pasti mempunyai pertimbangan-pertimbangan khusus demi kokohnya koalisi parlemen dan kenyamanan selama memerintah lima tahun ke depan," ujarnya.

Selain itu, Rofiq melilhat susunan Kabinet Indonesia Maju telah memenuhi janji yang telah disampaikan Jokowi terkait komposisi menteri yang diisi oleh 55 persen profesional dan 45 persen dari unsur partai. Ia mengungkapkan hal itu bagian dari konsistensi Jokowi dalam menyusun kabinet. 

"Tidak hanya itu kualitas yang ditunjukkan di susunan kabinet juga menjadi harapan baru. Perpaduan profesional dan politisi akan menjadi the winning team yang siap menjalankan visi misi presiden dalam membangun bangsa ini ke depan," ungkapnya.

Dalam kesempatan kemarin, Jokowi juga menegaskan bahwa dirinya akan mengevaluasi menteri-menteri yang dianggap lambat bekerja. Bahkan Jokowi juga tegas akan mengganti menteri yang dianggap tidak kreatif dan inovatif. 

"Hal inilah yang akan membuat mesin birokrasi akan bekerja jauh keras dan mengejar banyak ketertinggalan selama ini," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement