Jumat 25 Oct 2019 09:44 WIB

Kabut Asap Pekat Masih Selimuti Kota Palembang

Warga heran kabut asap di Palembang belum menghilang.

Red: Nur Aini
Kapal tradisional melintas diperairan sungai musi yang diselimuti kabut asap di Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (23/10/2019).
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Kapal tradisional melintas diperairan sungai musi yang diselimuti kabut asap di Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (23/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Kabut asap pekat masih meliputi Kota Palembang di Sumatera Selatan, membuat aktivitas sehari-hari warga terganggu dalam sepekan terakhir.

"Malah asap sudah masuk ke dalam rumah, mata jadi perih. Saya heran juga, kenapa asap ini tidak hilang-hilang," kata Junaidi, pedagang buah di Pasar Perumnas, di Palembang, Jumat (25/10).

Baca Juga

Kabut asap di Kota Palembang membuat jarak pandang memendek dan kualitas udara menurun.

"Pekan lalu anak saya sudah diliburkan satu Minggu full, nah beberapa hari ini belum ada instruksi baru. Jadi anak-anak saya tetap sekolah meski masuknya diubah dari jam 07.00 menjadi 08.00 WIB. Sebenarnya ini sudah sangat parah, harusnya diliburkan lagi," kata Amelia, warga Kecamatan Sematang Borang, Palembang.

Menurut data Dinas Kehutanan Sumatera Selatan pada Jumat ada 1.297 titik panas indikasi awal kebakaran hutan dan lahan di wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Titik panas tersebar di 15 kabupaten di Sumatera Selatan, paling banyak di Kabupaten Ogan Komering Ilir (867) disusul Musi Banyuasin (122), dan Banyuasin(81).

Sementara itu, menurut prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, hujan baru turun di Sumatera Selatan pada awal November. Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan terus berupaya memadamkan kebakaran hutan dan lahan dalam dua pekan terakhir, termasuk mengerahkan helikopter untuk melakukan pengeboman air dan menambah personel pemadaman di darat.

Penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan agak sulit karena sebagian terjadi di lahan gambut. Lahan itu jika sudah terbakar tidak mudah dipadamkan, dan lokasi kebakaran susah dijangkau.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement