Senin 28 Oct 2019 05:15 WIB

Samakah Pengertian Antara Shalat Fajar dan Shalat Subuh?

Shalat fajar pada hakikatnya adalah shalat Subuh itu sendiri.

Umat Muslim tengah shalat berjamaah (Ilustrasi)
Umat Muslim tengah shalat berjamaah (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Sering kali kita mendengar penggunaan kata shalat fajar dan shalat Shubuh. Apakah yang dimaksud dengan kedua jenis shalat itu? 

Yang dimaksud shalat Fajar adalah shalat Subuh, tidak ada perbedaan di antara keduanya. Jadi, shalat Fajar dan shalat Subuh adalah dua nama untuk satu shalat fardhu yang waktunya dimulai dari terbitnya fajar hingga terbitnya matahari. 

Baca Juga

Jabir bin Samurah meriwayatkan bahwa sesungguhnya di antara kebiasaan Nabi adalah duduk di tempat shalatnya setelah shalat Fajar (Subuh) sampai matahari agak meninggi (HR Muslim). Dalam riwayat lain disebutkan, dari Abu Hurairah RA, ia berkata, “Ketika shalat Fajar (Subuh) pada hari Jumat, Nabi SAW membaca Alif Lam Mim (surah as-Sajdah) dan Hal ata ‘ala al-insan hinum mina al-dahri (surah al-Insan). (HR Bukhari dan Muslim). 

Dalam kedua hadis tersebut, yang dimaksudkan dengan shalat Fajar adalah shalat Shubuh. Dan, shalat Subuh mempunyai shalat sunah rawatib yang dilakukan sebelumnya, yaitu sebanyak dua rakaat dan shalat ini selalu dilakukan Nabi SAW. Shalat sunah rawatib sebelum Shubuh inilah yang disebut shalat sunah Fajar dan dinamakan juga shalat sunah Shubuh atau sunah dua rakaat Fajar (rak’ataa al-fajr). 

Dari Aisyah RA, ia berkata, “Nabi SAW tidak melakukan satu pun shalat sunah secara berkesinambungan melebihi dua rakaat (shalat rawatib) Subuh.” (HR Bukhari dan Muslim).  

Jadi, shalat sunah Fajar, shalat sunah qabliyah Subuh, atau shalat sunah dua rakaat Fajar adalah nama untuk satu shalat sunah yang dilakukan sebelum shalat Subuh sebanyak dua rakaat. 

 

sumber : Harian Republika
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement