Senin 28 Oct 2019 13:11 WIB

ISIS Tunjuk Pemimpin Baru Usai Kematian Al-Baghdadi

Pemimpin baru ISIS disebut pernah bertugas saat masa kepemimpinan Saddam Hussein.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ani Nursalikah
Kelompok bersenjata ISIS   (ilustrasi)
Foto: EPA
Kelompok bersenjata ISIS (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Operasi militer Amerika Serikat (AS) di Provinsi Idlib, Suriah, membuat pemimpin Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) Abu Bakar al-Baghdadi dan juru bicara ISIS Abu al-Hassan al-Muhajir tewas. Organisasi tersebut pun diketahui telah menunjuk pengganti al-Baghdadi.

Dilansir Newsweek, Senin (28/10), al-Baghdadi mencalonkan Abdullah Qardash, yang kerap dieja Karshesh atau juga dikenal sebagai Hajji Abdullah al-Afari. Menurut kantor berita resmi ISIS, Amaq, dia ditunjuk untuk menjalankan urusan Muslim di internal ISIS.

Baca Juga

Menurut sumber yang tidak ingin disebutkan jati dirinya, mantan perwira militer Irak itu akan mengambil alih peran al-Baghdadi. Meski hanya ada sedikit sekali informasi mengenai Qardash, ia pernah bertugas saat masa kepemimpinan Saddam Hussein.

Berdasarkan laporan seorang agen intelijen regional, peran Baghdadi sebagai pemimpin ISIS sebagian besar hanya bersifat simbolis dalam beberapa tahun terakhir. "Ia adalah tokoh simbolik. Dia tidak terlibat dalam operasi harian. Tugas al-Baghdadi hanyalah mengatakan iya atau tidak terkait berbagai rencana (ISIS)," kata agen tersebut dikutip Newsweek, Senin.

 

Nama al-Baghdadi mulai dikenal dunia pada 2014, setelah dirinya mendeklarasikan kekhilafahan di Irak dan Suriah. ISIS dan para simpatisannya telah melakukan banyak aksi kekerasan di sejumlah negara yang menewaskan ribuan orang.

 

Al-Baghdadi telah bersembunyi sejak lima tahun terakhir. April lalu, sebuah video yang dirilis sayap media ISIS al-Furqan memperlihatkan seorang pria yang disebut-sebut sebagai Baghdadi. Itu adalah kali pertama Baghdadi terlihat sejak Juli 2014, saat dirinya berbicara di sebuah masjid di Mosul, Irak.

Ketika ISIS mendominasi di Irak dan Suriah, AS mengumpulkan koalisi internasional pada 2014 untuk mulai mengebom kelompok itu di kedua negara. Iran juga mengerahkan pasukannya sendiri bersama dengan milisi regional sekutu untuk mendukung pemerintah Irak dan Suriah terhadap kemajuan militan.

photo
Presiden AS Donald Trump mengumumkan kematian pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi di Diplomatic Room Gedung Putih di Washington, Ahad (27/10). Baghdadi tewas dalam penggerebekan militer AS di Suriah.

Mengonfirmasi kematian pemimpin ISIS, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Gedung Putih mengatakan al-Baghdadi meledakkan rompi yang ia kenakan saat melarikan diri dari pasukan AS melalui sebuah terowongan di Idlib. Peristiwa tersebut juga menelan beberapa korban, termasuk ketiga anaknya dan beberapa anggota keluarga yang lain.

"Dia (Baghdadi) mencapai ujung terowongan ketika anjing-anjing kami mengejarnya. Dia menyalakan rompinya, membunuh dirinya sendiri dan ketiga anaknya. Seorang penjahat yang berusaha keras mengintimidasi banyak orang, ternyata menghabiskan momen terakhirnya dalam ketakutan dan rasa panik. Ia ketakutan saat dikejar pasukan Amerika," ujar Trump.

Untuk memastikan sosok pemimpin ISIS tewas, Trump menyatakan pasukan AS telah melakukan identifikasi dengan tes DNA. Hasil tes keluar dalam 15 menit kemudian dan hasilnya positif.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement