REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China mengatakan tengah menjalin komunikasi dengan Vietnam terkait kasus penemuan 39 mayat di sebuah truk kontainer di Essex, Inggris.
Dalam agenda pengarahan pers pada Senin (28/10), juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Geng Shuang mengungkapkan, kontak sedang dilakukan Kedutaan Besar China di Vietnam. Dia tak menjelaskan lebih terperinci mengenai hal tersebut.
Inggris dilaporkan telah mengirim berkas dan dokumen kepada Pemerintah Vietnam perihal penemuan 39 mayat di negaranya. Wakil Menteri Luar Negeri Vietnam Bui Thanh Son mengungkapkan berkas-berkas itu telah diberikan kepada Kementerian Keamanan Publik Vietnam untuk koordinasi verifikasi.
"Kementerian Luar Negeri sedang mengembangkan dokumen tentang kemungkinan korban, tapi sampai sekarang belum ada alasan memastikan warga negara Vietnam termasuk di antara para korban," kata Son.
Pada Rabu pekan lalu, kepolisian Essex menemukan 39 mayat di dalam sebuah truk kontainer. Awalnya, kepolisian meyakini para korban adalah warga negara China. Namun, kemudian muncul dugaan kuat bahwa mayoritas dari jenazah itu berasal dari Vietnam.
Kepolisian Essex mengungkapkan para korban tak membawa dokumen identitas yang memadai. Jadi mereka mengandalkan identifikasi sidik jari, DNA, dan ciri-ciri khusus seperti tato atau bekas luka.
Terkait kasus itu, kepolisian Inggris telah menahan sopir truk yang bernama Mo Robinson (25 tahun). Dia dituding melakukan perdagangan orang dan pelanggaran migrasi.
Selain itu, kepolisian Inggris juga telah menangkap dua pria dan satu wanita yang diduga terlibat dalam kasus tersebut. Ketiganya ditangkap dengan tuduhan pembunuhan dan konspirasi terhadap perdagangan manusia.