REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tsunami yang menerjang Anyer, Banten telah menghadirkan kisah duka bagi band Seventeen. Tiga personel band berikut manajer dan istri sang vokalis tak selamat dalam bencana alam pada Desember 2018 lalu itu.
Dendi Reynando selaku manajemen Seventeen mengatakan, jauh hari sebelum tragedi tersebut melanda, band asuhannya berniat membuat film dokumenter untuk memperingati 20 tahun kiprahnya di industri musik Tanah Air. Sejumlah video dari tahun 2017 bahkan sudah sempat dikumpulkan.
"Namun, dengan kejadian tsunami, rencana itu kami urungkan," ujar Dendi.
Mahakarya Pictures bersama Mahaka Integro Radio kemudian mewujudkan cita-cita Seventeen membuat film dokumenternya. Lewat film bertajuk Kemarin, penonton diajak menyelami kehidupan nyata band Seventeen.
"Sebagian video dalam film Kemarin diambil dari kamera drummer Andi yang merekam kejadian tsunami pada Desember 2018 lalu," jelas Dendi yang juga CEO Mahakarya Pictures dalam peluncuran teaser dan poster film Kemarin di Jakarta Selatan, Selasa (29/10).
Dendi mengatakan, Andi suka membuat vlog. Sebulan setelah tsunami, Dendi mendapatkan kamera Andi yang sempat hilang terbawa laju tsunami. Memori video tersebut merekam beberapa kejadian sebelum tsunami sampai penampilan Seventeen saat membawakan lagu pertama di acara gathering PLN di Tanjung Lesung Beach Resort, Banten, pada Sabtu, 22 Desember 2018 malam..
"Sebelumnya memang kami sudah mencari, namun tidak ketemu lalu ada vendor sound system yang memberi kabar bahwa mereka menemukannya," kata Dendi.
Kru dan Pemain film Kemarin'saat peluncuran teaser dan poster film di Jakarta Selatan, Selasa (29/10).
Menurut Dendi, dalam video itu ada kejadian-kejadian yang belum masyarakat ketahui, bahkan keluarga korban pun belum melihatnya.
Dalam film Kemarin, Mahakarya Pictures akan mengisahkan perjalanan band Seventeen membangun karier, kejadian saat tsunami, hingga rencana kehidupan sang vokalis Riefian "Ifan" Fajarsyah dan keluarga anggota band yang ditinggalkan.
"Khususnya Ifan, apa saja pergolakan batin yang dihadapi dan cerita ini yang belum pernah diceritakan oleh siapa pun," ungkap Dendi.
Ikuti Whatsapp Channel Republika