Kamis 31 Oct 2019 00:16 WIB

Pemkab Evaluasi Tanjakan Tarahan

Sepanjang tahun ini, sudah tujuh nyawa melayang di tanjakan Tarahan.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Dwi Murdaningsih
Kondisi Tanjakan Tarahan di KM 21 - 22 Jalan Lintas Sumatra Lampung, Selasa (28/5).
Foto: Republika/Mursalin Yasland
Kondisi Tanjakan Tarahan di KM 21 - 22 Jalan Lintas Sumatra Lampung, Selasa (28/5).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan akan melakukan evaluasi bersama stake holder lalu lintas, terkait kecelakaan yang sering terjadi di Tanjakan Tarahan Jalan Lintas Sumatra (Jalinsum) KM 20-21. Sepanjang tahun ini, sudah tujuh nyawa melayang di tanjakan tersebut.

Dinas Perhubungan (Dishub) bersama Satlantas Polres Lampung Selatan, juga pihak Jasa Raharja akan meninjau lokasi kecelakaan di Tanjakan Tarahan, Desa Tarahan, Kecamatan Katibung, Lampung Selatan pada Rabu (30/10). Dishub bersama forum lalu lintas Lampung Selatan akan melakukan evaluasi dan mencarikan solusi agar dapat menekan angka kecelakaan.

 

Kepala Dishub Lampung Selatan Mulyadi Saleh membenarkan timnya bersama stake holder lain yang tergabung dalam forum lalu lintas, akan meninjau Tanjakan Tarahan. Peninjauan tersebut terkait dengan seringnya terjadi kecelakaan di tanjakan tersebut untuk evaluasi dan mencarikan solusinya.

“Kami akan meninjau daerah itu, untuk penanganan kecelakaan,” katanya, Senin (29/10).

Menurut dia, Tanjakan Tarahan persisnya di KM 20-21 menjadi 'langganan' kecelakaan kendaraan, yang selalu menelan korban jiwa dan juga luka-luka. Terakhir, Ahad (27/10), tabrakan terjadi antara truk dan dua motor. Empat orang pengendara motor meninggal di tempat setelah ditabrak truk yang remnya blong.

Ia mengatakan, Tanjakan Tarahan KM 20-21 sebelumnya juga telah terjadi kecelakaan di tempat yang sama pada Rabu (25/9). Tiga orang meninggal dunia, lima orang luka-luka, setelah truk dari Pelabuhan Bakauheni menabrak tiga motor di depannya.

Tanjakan Tarahan selalu terjadi kecelakaan dan menelan korban jiwa dan luka-luka. Sudah tidak terhitung lagi korban jiwa dan luka-luka, termasuk bus, truk, dan mobil pikap yang rem blong dan menabrak pengendara lainnya.

Kawasan tersebut memang rawan kecelakaan, karena pengendara harus menanjak atau menurun lalu terdapat tikungan tajam. Tanjakan tersebut telah dilandaikan dar sebelumnya dan dipasang media jalan setinggi 50 cm. Namun, kecelakaan masih terjadi di jalinsum tersebut.

Kepala Desa Tarhan Junaidi mengatakan, tanjakan tersebut kerap terjadi kecelakaan baik pengendara motor maupun mobil, terutama truk sarat muatan. Menurut dia, tanjakan tersebut tinggi dan menikung, sehingga bagi yang baru melintas akan terkejut saat menanjak dan menurun lalu menikung.

“Kalau jumlah kecelakaan sudah tidak terhitung lagi di tanjakan itu. Memang seharusnya dicarikan jalan keluarnya agar kecelakaan bisa ditekan,” katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement