Jumat 01 Nov 2019 00:03 WIB

Video Penyergapan Al-Baghdadi: Ledakan di Antara Anak-Anak

Al-Baghdadi disebut meledakkan diri bersama dua anak saat penyergapan militer AS.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Lokasi penyergapan pemimpin ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi.
Foto: VOA
Lokasi penyergapan pemimpin ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Jenderal yang mengawasi serbuan Amerika Serikat (AS) terhadap pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi memberikan cerita paling detail tentang operasi tersebut. Kepala Pusat Komando AS Jenderal Kenneth McKenzie mengatakan AS mewaspadai 'serangan balasan'.

McKenzie mengatakan jasad al-Baghdadi dibuang ke laut setelah 24 jam kematiannya di terowongan, tempat ia melarikan diri pasukan AS yang menggelar operasi. Pentagon merilis foto dan video operasi tersebut. Salah satunya menunjukan komando Delta Force mendekat dinding kompleks tempat Baghdadi dan pengikutnya ditemukan.

Baca Juga

Salah satu video menunjukkan serangan udara AS ke milisi lain yang menembaki helikopter yang membawa pasukan AS. AS juga meledakkan kompleks tersebut setelah pasukan menyelesaikan misi mereka agar tidak dijadikan tempat pemujaan terhadap Baghdadi.

"Sekarang terlihat seperti tempat parkir dengan lubang besar," kata McKenzie, Kamis (31/10).

McKenzie mengatakan serangan pasukan AS itu digelar dari lokasi rahasia di Suriah. Butuh waktu satu jam dengan helikopter untuk mencapai kompleks Baghdadi.

McKenzie mengatakan Baghdadi membawa dua anak saat meledakkan dirinya dengan rompi bom. Dalam laporan sebelumnya, ia disebut membawa tiga anak. Ia mengatakan anak-anak itu tampaknya berusia di bawah 12 tahun.

Ada sebelas anak yang dibawa keluar dari kompleks tersebut tanpa terluka. McKenzie menambahkan empat orang perempuan dan dua orang laki-laki yang mengenakan rompi bom dan menolak menyerah dibunuh di tempat.

Jenderal itu mengatakan anjing militer yang terluka selama operasi adalah veteran yang sudah bertugas Komando Operasi Khusus AS selama empat tahun. Anjing itu telah menjalani misi sekitar 50 kali.

Anjing itu terluka ketika bersentuhan dengan kabel elektronik di dalam terowongan setelah Baghdadi meledakkan dirinya sendiri. McKenzie mengatakan anjing itu sudah kembali bertugas. Di Twitter, Presiden AS Donald Trump mengatakan anjing yang bernama Conan itu meninggal Timur Tengah dan mengunjungi Gedung Putih.

Baghdadi berhasil diidentifikasi dengan membandingkan sample DNA yang diambil pada 2004 ketika ditahan pasukan AS di Irak. McKenzie mengatakan pasukan AS berhasil mengumpulkan sejumlah dokumen dan elektronik 'subtansial' selama serbuan tersebut. Tapi ia tidak menjelaskan apa saja yang berhasil dikumpulkan. Langkah tersebut adalah fitur standar dalam operasi terhadap petinggi kelompok ekstremis.

Data-data itu dapat berguna untuk mempelajari lebih banyak rencana kelompok tersebut. Walaupun serangan itu berhasil, McKenzie mengatakan salah bila mengatakan kematian Baghdadi disimpulkan kekalahan ISIS.

"Mereka membutuhkan waktu untuk menetapkan kembali seseorang yang akan memimpin organisasi itu, dan selama masa itu aksi mungkin mereka akan terputus-putus, mereka akan sangat berbahaya, kami mencurigai mereka akan mencoba untuk membentuk serangan balas dendam dan kami berposisi dan bersikap untuk itu," katanya.

McKenzie mengatakan Baghdadi sudah berada di kompleks provinsi Idlib, Suriah selama 'beberapa waktu'. Tapi ia tidak menjelaskannya secara rinci.

Ia mengatakan Trump sudah diberitahu tentang operasi tersebut sejak Jumat (25/10). McKenzie membuat keputusan untuk maju pada Ahad (27/10). McKenzie tidak memberikan detail baru tentang masa-masa terakhir Baghdadi.

"Ia merangkak ke dalam lubang bersama dua anak dan meledakkan dirinya sendiri ketika orang-orangnya tetap berada di daratan," kata McKenzie ketika ditanya tentang momen terakhir Baghdadi.

Penjelasannya sama dengan yang diberikan Trump pada Ahad lalu. Presiden AS itu mengatakan Baghdadi berteriak dan menangis sebelum mati. Pejabat Pentagon lainnya termasuk Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata AS Jenderal Mark Milley mengatakan tidak dapat mengonfirmasi penjelasan Trump itu.

Sepanjang bulan ini beberapa kali Trump mengatakan ia telah menarik pasukan dari Suriah dan menyambut 'pulang' pasukan AS. Tapi faktanya militer AS masih berada di negara itu. Misi mereka berubah dan melaksanakan perintah Trump untuk mengamankan kilang minyak di Suriah, bukan untuk pemerintah Suriah tapi untuk pasukan Kurdi. Trump juga mengatakan ia ingin 'mempertahankan' minyak. Belum diketahui apa yang ia maksud.

Dalam rapat dengar di Kongres Rabu (30/10) pagi, pelaksana tugas Menteri Keamanan Dalam Negeri Kevin McAleenan mengatakan telah memperingatkan adanya potensi bahaya yang diakibatkan kematian Baghdadi. Pengikutnya dapat melancarkan serangan 'segera setelah kematiannya'.

Pelaksana tugas direktur Pusat Kontra-terorisme Nasional AS Russell Travers di rapat dengar yang sama mengatakan ia tidak yakin kematian Baghdadi akan memberikan 'dampak besar' bagi ISIS. "Jika ada serangan signifikan yang sedang direncanakan, rencana tersebut akan dilanjutkan, ini tidak akan berdampak banyak," kata Travers.

Ia menambahkan ISIS memiliki 14 ribu pasukan di Irak dan Suriah. Menurutnya Travers angka itu cukup besar.

"Karena lima, enam tahun yang lalu, ketika ISIS dititik rendah, jumlah mereka turun sampai ribuan, bagi kami ini menunjukkan pemberontak memiliki banyak opsi," kata Travers.

Direktur FBI Chris Wray mengatakan hal yang paling dikhawatirkan AS adalah 'khalifah virtual' dapat menginsipirasi warga Amerika bergabung dengan ISIS. Lalu melakukan kekerasan atas nama kelompok itu walaupun tidak datang ke Suriah.    

Anggota House of Representative dan ketua Komite Keamanan Dalam Negeri Bennie G. Thompson mengatakan ia khawatir walaupun Baghdadi sudah tewas. Tapi kondisi di Suriah membuat ISIS dapat terbentuk kembali. 

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement