Kamis 07 Nov 2019 07:51 WIB

Audiensi Publik akan Digelar untuk Pemakzulan Donald Trump

Tiga pejabat negara akan bersaksi dalam audiensi untuk penyelidikan pemakzulan Trump.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump
Foto: AP
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Anggota Kongres dari Partai Demokrat mengumumkan audiensi publik pertama dalam penyelidikan pemakzulan terhadap Presiden Amerika Serikat (AS) akan dimulai pekan depan. Hal itu menandakan langkah baru dalam penyelidikan pemakzulan Donald Trump

Dalam agenda tersebut, tiga pejabat negara akan bersaksi pertama. Sejauh ini anggota parlemen dari tiga komite utama House of Representative telah mendengar keterangan saksi yang sifatnya tertutup.

Baca Juga

Penyelidikan pemakzulan bertumpu pada klaim Trump menekan Ukraina untuk mengumumkan penyelidikan terhadap saingan politiknya, Joe Biden. Hingga kini, Trump menyangkal tuduhan penyalahgunaan kekuasaan.

Ketua Komite Intelejen House, Adam Schiff yang mengetuai peyelidikan mengatakan, kasus pemakzulan terhadap presiden sedang disiapkan. "Kami mendapat apresiasi yang meningkat untuk apa yang terjadi dan sejauh mana presiden meminta seluruh departemen pemerintah dalam tujuan terlarang untuk membuat Ukraina menyelidiki lawan politik," ujarnya dilansir BBC, Kamis (7/10).

Audiensi publik akan disiarkan langsung. Agendanya adalah anggota parlemen dari Partai Demokrat dan Republik akan menanyai para saksi. Beberapa nama sudah dipersiapkan diperiksa. 

Pada 13 November, diplomat karier AS, William Taylor akan memberikan keterangannya. Taylor adalah Duta Besar AS di Ukraina. Selain itu, Wakil Menteri Luar Negeri untuk Eropa Timur juga akan diperiksa. Sementara pada 15 November, Marie Yovanovitch, mantan Duta Besar AS untuk Ukraina juga akan memberikan kesaksian. 

"Dengar pendapat terbuka akan menjadi kesempatan bagi rakyat Amerika untuk mengevaluasi para saksi untuk diri mereka sendiri, untuk membuat keputusan sendiri tentang kredibilitas para saksi, tetapi juga untuk belajar langsung tentang fakta-fakta kesalahan presiden," kata Schiff dikutip Aljazirah.

Sidang publik dijadwalkan usai House pekan lalu menyetujui resolusi delapan halaman yang menjabarkan aturan dasar untuk penyelidikan yang akan datang. Selama audiensi publik, pengacara konsultasi untuk komite akan melakukan pemeriksaan saksi untuk waktu yang lama, di mana legislator mengajukan pertanyaan secara bergantian selama lima menit.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement