Kamis 14 Nov 2019 19:48 WIB

Kementerian PUPR Jadi Penghuni Pertama di Ibu Kota Baru

Pemindahan ibu kota diperlukan untuk mendukung pesebaran pertumbuhan ekonomi

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Pemindahan ibu kota
Foto: twitter @jokowi
Pemindahan ibu kota

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimoeljono mengatakan saat ibu kota negara baru mulai beroperasi, maka yang pindah pertama kali ke ibu kota baru tersebut adalah Kementerian PUPR.

"2024 yang harus pindah pertama kali ya Kementerian PUPR. Kalau nggak dipaksa begitu kita nggak kerja keras," ujar Basuki di Resto Seribu Rasa, Kamis (14/11).

Baca Juga

Basuki juga menjelaskan optimisme pemerintah untuk bisa membuat ibu kota baru memang sudah digalakkan sejak periode lalu. Ia menilai langkah pemindahan ibu kota memang perlu untuk bisa juga mendukung pesebaran pertumbuhan ekonomi.

"Kita optimis untuk pindah ibu kota. Harus ada pemindahan agar semua perekonomian merata," ujar Basuki.

Presiden Joko Widodo mengungkapkan sejumlah alasan mengapa akhirnya memilih Kalimantan Timur (Kaltim) sebagai ibu kota negara baru.

Pertama, Kaltim dinilai minim akan risiko bencana alam seperti tsunami, banjir dan lain sebagainya. Kedua, negara tak perlu mengurus pembebasan lahan sebab di sana merupakan tanah negara.

"Ketiga, Kita ingin ada titik-titik baru pertumbuhan ekonomi. Kita tak hanya ingin pindah tempat tapi juga pola pikir, budaya, kerja, harus pindah semuanya," ujar Jokowi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement