JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan, Muhammadiyah kehilangan intelektual Muslim yang mumpuni dan berintegritas keilmuan tinggi, dengan meninggalnya Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Bahtiar Effendy. Menurut Haedar, Prof Bahtiar adalah ahli ilmu politik Islam yang analisisnya tajam dan terfokus.
Haedar berkata, buku terjemahan disertasi Prof Bahtiar tentang Islam dan negara maupun pengantarnya untuk buku Olivier Roy tentang kegagalan politik Islam, sangat mendalam dan faktual. “Demikian pula ketika memberi masukan-masukan tentang bagaimana Muhammadiyah menghadapi situasi politik kekinian, tajam dan bijak,” ujar Haedar.
Prof Dr H Bahtiar Effendy yang telah berpulang ke rahmatullah pada pukul 00.00 21 November 2019 di ICU RSIJ Cempaka Putih. “Ketika jam 00.15 kami menerima kabar duka, sungguh merasa kehilangan, Allah SWT telah memanggilnya ke haribaan-Nya. Kita do’akan almarhum Prof Bahtiar husnul khatimah, diampuni kesalahannya dan diterima amal ibadah serta amal shalehnya,” imbuh Haedar.
Haedar juga berpesan kepada generasi muda Muhammadiyah untuk mencontoh Ketua PP Muhammadiyah bidang Hubungan Luar Negeri yang ilmuwan berwawasan luas itu. “Muhammadiyah berduka yang mendalam. Selamat jalan, semoga ridha dan karunia Allah SWT menyertai kepergian almarhum,” ungkapnya. Semoga almarhum khusnul khatimah dan berlimpah maghfirah serta rahmat Allah.
Kabar duka dari Jakarta ini disusul kabar dari Yogyakarta. Subuh tadi pagi, Ibu Siti Muslichah, istri dari Ustad Muhammad Muqoddas (allahu yarham) dikabarkan meninggal dunia di PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Ustadz Muhammad Muqoddas adalah ketua PP Muhammadiyah tiga periode (2000 hingga 2015) yang wafat 22 Juli 2017 di Yogyakarta. (riz)