REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) yang mengoperasikan layanan KRL Commuter Line menargetkan gangguan teknis di lintas Jabodetabek pada 2020 maksimal terjadi 50 kali. "Saya targetkan gangguan teknis di tahun depan maksimal 50 kali," kata Direktur Teknik KCI Saridal dalam media gathering di Depo KRL Depok, Kamis (21/11).
Saridal mengungkapkan sebelumnya gangguan teknis pada layanan KRL Commuter Line bisa mencapai hingga 1.000 kali dalam setahun. Namun, semakin lama intensitasnya terus berkurang.
"Tahun depan saya targetkan jadi 50 kali saja, AC panas juga termasuk gangguan," ujarnya.
Saridal menyebut layanan KRL Commuter Line merupakan layanan transportasi massal yang paling murah. Lintas Bogor-Jakarta Kota sejauh sekitar 50 km saja bisa ditempuh dengan hanya membayar Rp6.500.
"Walaupun murah, tapi kami tetap setia mengantar," katanya.
Berdasarkan catatan KCI, gangguan teknis pada sarana KRL terus menurun setiap tahunnya sejak 2015. Pada 2015, terdapat 422 kali gangguan KRL yang menurun pada tahun berikutnya menjadi 197 kali gangguan.
Kemudian pada 2017, jumlah gangguan KRL menurun menjadi 96 kali dan terus turun menjadi 88 kali pada 2018. Ada pun hingga Oktober 2019 ini, gangguan KRL mencapai 48 kali. Berdasarkan Grafik Perjalanan Kereta atau Gapeka 2019, KCI akan mengoperasikan 90 loop dengan 1.057 perjalanan KRL setiap harinya. Jumlah tersebut naik dari Gapeka 2017 dengan 945 perjalanan dengan 81 loop.
Pada 2019, ditargetkan ada sebanyak 960 perjalanan dengan 86 loop di mana saat ini telah terdapat 958 perjalanan dengan 84 loop.