Senin 25 Nov 2019 13:28 WIB

Kapasitas Bandara I Gusti Ngurah Rai Dinilai Perlu Diperluas

Kapasitas Ngurah Rai saat ini sudah penuh yaitu hampir mencapai 24,5 juta penumpang.

Pesawat komersial bersiap untuk lepas landas di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Kamis (27/6/2019).
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Pesawat komersial bersiap untuk lepas landas di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Kamis (27/6/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapasitas Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Denpasar, Bali, perlu segera diperluas untuk mengantisipasi potensi peningkatan wisatawan yang berkunjung ke Pulau Dewata. Wakil Ketua Komisi VI DPR Gde Sumarjaya Linggih mengingatkan bahwa kapasitas Ngurah Rai saat ini sudah penuh yaitu hampir mencapai 24,5 juta penumpang per tahunnya.

"Sehingga, mendesak untuk diadakannya penambahan kapasitas Bandara Ngurah Rai ini menjadi 28 juta dalam tahap pertama dan kemudian menjadi kapasitas 37 juta penumpang tahap berikutnya," katanya lewat keterangan media, Senin (25/11).

Baca Juga

Untuk itu, ujar dia, Komisi VI DPR RI juga menilai perlunya untuk segera diambil langkah kebijakan strategis mendorong pengembangan kapasitas Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai menjadi 37 juta penumpang per tahunnya. Meskipun demikian, politisi Partai Golkar itu mengingatkan bahwa target kapasitas 37 juta itu diperkirakan hanya bertahan sampai lima tahun ke depan.

Ia juga menyoroti bahwa saat ini masih terjadi adanya perang tarif antara pihak pengelola hotel yang dapat mengindikasikan sinyal kewaspadaan bagi pariwisata Bali.

Terkait dengan pariwisata Bali, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan Bali memerlukan sebuah masterplan atau rancangan besar untuk keberlanjutan pariwisata ke depan.

"Singapura punya masterplan untuk 90 tahun. Bali harus punya juga, dengan penekanan yang jelas, bukan parsial," kata Wishnutama.

Menurut dia, meskipun telah ada rencana pengembangan destinasi bertajuk 10 Bali Baru, namun tetap saja perlu waktu untuk menjadi seperti Bali.

Kemenparekraf, lanjut dia, sangat mendukung pengembangan pariwisata Bali termasuk infrastruktur hingga pendidikan guna menguatkan SDM jasa pariwisata.

"Kami sangat dukung, masih banyak ruang dan kawasan yang bisa dikembangkan di Bali. Seperti di Bali Utara, masih banyak yang potensial. Ini jauh lebih mudah dibandingkan merancang destinasi wisata dari nol di daerah lain," kata dia.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement