Selasa 26 Nov 2019 22:44 WIB

Hingga November, Ada 322 Kebakaran di Kota Bekasi

Mayoritas peristiwa kebakaran tersebut disebabkan oleh korsleting listrik.

Rep: Riza Wahyu Pratama/ Red: Endro Yuwanto
Petugas pemadam kebakaran mencoba memadamkan api (ilustrasi)
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Petugas pemadam kebakaran mencoba memadamkan api (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bekasi telah menghadapi 322 kebakaran hingga November 2019. Mayoritas peristiwa tersebut disebabkan oleh korsleting listrik.

Angka itu naik dari tahun sebelumnya, 295 kejadian. DPRD Kota Bekasi mendorong agar Disdamkar Kota Bekasi bekerja sama dengan PLN untuk pengecekan jaringan listrik. Sehingga, peristiwa tersebut tidak terulang kembali di tahun berikutnya.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bekasi, Aceng Sholahuddin mengatakan, pihaknya memiliki 360 personel damkar yang siaga 24 jam. Keseluruhan personel tersebut terbagi ke dalam tiga kompi. "Saat jaga satu kompi naik, dua kompi istirahat," kata Aceng, Selasa (26/11).

Aceng melanjutkan, personel tersebut disiagakan di satu kantor pusat dan 5 kantor sektor. Ia pun mengaku, Pemkot Bekasi baru memiliki lima sektor di lima kecamatan, Ia mengabarkan, pada tahun 2020, pihaknya akan menambah satu sektor lagi di Kecamatan Bantargebang. "Dari semua sektor, baru Kranggan, Mustikajaya, Rawalumbu, Wisma Asri, dan Harapan Indah," kata dia.

Aceng mengaku, jumlah personel tersebut masih terkendala keterbatasan mobil pemadam kebakaran. Ia memperkirakan, Kota Bekasi dengan 12 kecamatan dan jumlah penduduk yang hampir tiga juta jiwa, seharusnya sudah memiliki sekitar 50 mobil pemadam kebakaran. "Saat ini mobil ada 14 armada, ditambah satu mobil rescue yang juga harus diperbarui karena sudah terlalu lama," ucap dia.

Kemudian, Kadisdamkar Kota Bekasi itu juga menyampaikan kendala lain, salah satunya adalah sulitnya mendapatkan suplai air. Oleh karenanya, Aceng berencana mengusulkan pembangunan hidran di wilayah Kota Bekasi. Ia menjelaskan, memasuki musim kemarau, biasanya air yang ada di tampungan air di beberapa danau akan kering. "Hidran kota belum ada, tandon juga kering," ujarnya.

Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut, Disdamkar Kota Bekasi biasanya mengirimkan empat mobil pemadam sekaligus. Pasalnya, sumber air utama hanya didapatkan dari Sungai Kalimalang yang berjarak sekitar 8-10 kilometer dengan titik-titik terjauh seperti di Kecamatan Bantargebang.

Pada akhirnya, Aceng menyatakan, untuk memperbaiki penanganan kebakaran, pihaknya akan mengusulkan pengadaan mobil waterlift guna menjangkau gedung-gedung tinggi. Ia beralasan, alat itu sangat dibutuhkan, lantaran Kota Bekasi juga memiliki banyak apartemen. "2020 kami ajukan, mobil itu juga harus dilengkapi mobil penyuplai 5.000 liter dengan alat pompa medium dan high pressure," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement