REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah mempercepat pembangunan jalan layang Pantoloan, Palu. Jalan layang pertama di Sulawesi Tengah (Sulteng) itu ditargetkan selesai awal 2020.
"Konstruksinya sedang dikerjakan, juga untuk menstimulus pekerjaan yang lain pasca bencana. Saat ini progresnya mencapai 60 persen," kata Wakil Menteri PUPR John Wempi Wetipo, Selasa (26/11).
Dia menjelaskan jalan layang tersebut dibangun untuk mendukung kelancaran arus lalu lintas jalan Trans Sulawesi yang melintas di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kota Palu. Selain itu juga untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kemacetan yang diakibatkan dari Pelabuhan Pantoloan.
Menurut Wempi, pembangunan jalan layang tersebut juga untuk meningkatkan kegiatan perekonomian dan konektivitas di Palu. “Untuk itu perlu tersedianya aksesibilitas dan mobilitas yang memadai dari pusat-pusat perindustrian menuju pelabuhan dan jalur distribusi lainnya sehingga akan memudahkan para pelaku usaha dan meningkatkan kegiatan perekonomian setempat,” jelas Wempi.
Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) XIV Palu Satriyo Utomo memastikan proyek tersebut menggunakan teknologi bernama mortar busa atau timbunan ringan. Teknologi tersebut berupa campuran antara semen, air, dan pasir busa yang digunakan untuk menimbun kepala jembatan.
"Teknologi ini sudah diterapkan di beberapa tempat di Jawa, salah satunya di Brebes Exit," tutur Satriyo.