REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Bencana pergerakan tanah mengancam belasan rumah di Desa Limusnunggal, Kecamatan Bantargadung, Kabupaten Sukabumi. Kondisi tersebut terjadi akibat musim kemarau yang terjadi di selatan Sukabumi tersebut.
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi menyebutkan, bencana tersebut mulai terjadi pada Selasa (26/11) sekitar pukul 09.00 WIB. Lokasi bencana tepatnya terjadi di Kampung Babakan Sirna RT 03 RW 06 Desa Limusnunggal, Kecamatan Bantargadung.
‘’Pergerakan tanah berawal dari laporan warga dan ditindaklanjuti petugas di lapangan,’’ ujar Koordinator Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna kepada wartawan kemarin. Informasi tersebut ditindaklanjuti petugas dengan mendatangi lokasi kejadian.
Dari laporan Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan Bantargadung (P2BK) kata Daeng ada sebanyak 15 unit rumah warga yang terancam pergerakan tanah. Rumah tersebut ditempati oleh sebanyak 15 kepala keluarga (KK). Dalam bencana ini belum dilaporkan adanya korban jiwa maupun kerugian materiil.
Menurut Daeng, belasan rumah tersebut masih dalam posisi terancam dan belum ada kerusakan. Meskipun demikian pergerakan tanah yang berada di dekat permukiman warga tersebut harus tetap diantisipasi.
Upayanya kata Daeng, petugas berkoordinasi dengan pemerintah desa Limusnunggal, Satpol PP, dan Pemerintah Kecamatan Bantargadung. Dari hasil analisa sementara pergerakan tanah itu terjadi akibat kemarau panjang.
Lebih lanjut Daeng menuturkan, potensi bencana harus diantisipasi karena saat ini juga memasuki awal musim penghujan. Dikhawatirkan pergerakan tanah meluas ke permukiman warga karena dampak curah hujan yang tinggi.
Di tempat terpisah, BPBD Kota Sukabumi juga mewaspadai potensi terjadinya bencana akibat peningkatan curah hujan dalam sepekan ke depan.’’ Berdasarkan informasi dari BMKG dalam sepekan ke depan Jawa Barat akan mengalami peningkatan curah hujan,’’ ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami.
Di mana pada kondisi tersebut masyarakat diimbau waspada dan berhati-hati terhadap potensi dampak lanjutan akibat hujan lebat. Terutama bencana banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan air, angin kencang, dan pohon tumbang serta jalan licin.
Menurut Zulkarnain, prediksi BMKG terkait peningkatan curah hujan ini berlangsung mulai 26 November hingga 2 Desember 2019 mendatang. ‘’ Kewaspadaan diperlukan untuk mencegah potensi terjadinya korban jiwa maupun kerugian materiil,’’ imbuh dia.