Selasa 03 Dec 2019 16:19 WIB

Laju Pertumbuhan Kasus HIV-AIDS Tergolong Cepat

Ibu rumah tangga menduduki posisi tertinggi penderita HIV-AIDS di Pekalongan.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Indira Rezkisari
HIV/AIDS (Ilustrasi)
Foto: Flickr
HIV/AIDS (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KAJEN -- Laju pertumbuhan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Pekalongan Jateng tergolong cukup cepat. Wakil Bupati Pekalongan Arini Harimurti menyebutkan, hingga September 2019 tercatat ada sebanyak 394 kasus yang terdiri 211 kasus HIV dan AIDS 183 kasus.

''Dari jumlah tersebut, penderita yang meninggal ada sebanyak 183 kasus,'' jelas Wabup dalam Seminar dan Talkshow HIV/AIDS yang diselenggarakan dalam rangka peringatan Hari AIDS se Dunia, Selasa (3/12).

Baca Juga

Dia menjelaskan, berdasarkan data yang KPA Kabupaten Pekalongan, penderita HIV/AIDS dari kalangan laki-laki dan perempuan, nyaris seimbang. Penderita HIV/AIDS laki-laki sebanyak 54 persen, dan yang perempuan 46 persen.

''Namun tidak tertutup kemungkinan, ke depan kasus yang dialami kaum perempuan akan lebih banyak,'' jelasnya.

Lebih dari itu Arini juga menyebutkan, kebanyakan penderita justru dialami oleh kalangan usia produktif, di rentang usia 15 sampai 34 tahun. ''Kondisi ini tentu menjadi keprihatinan kita bersama, karena penyakit ini akan menurunkan produktivitas dan kualitas sumber daya manusia,'' jelasnya.

Sedangkan bila dilihat dari latar belakang pekerjaan, kelompok ibu rumah tangga justru berada pada posisi pertama. Setelah itu, kalangan wiraswasta menduduki posisi kedua.

''Banyaknya ibu rumah tangga yang mengidap HIV/AIDS membutuhkan perhatian tersendiri. Karena bila tidak ditangani bisa menurunkan penyakit ini pada bayi yang dilahirkan,'' katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan Wawan Dwiantoro, menyebutkan Pemkab Pekalongan telah menetapkan Triple Zero HIV/AIDS pada tahun 2030. Yakni, Zero New HIV Infection (tidak ada infeksi baru), Zero AIDS Related Death (tidak ada kematian terkait HOV/AIDS) dan Zero Discrimination (tidak ada diskriminasi pada penderita HIV/AIDS).

Untuk mencapai target tersebut, Wawan menyatakan perlu partisipasi masyarakat luas dalam melakukan pencegahan penularan. ''Tanpa peran serta dari masyarakat, masalah HIV/AIDS tentu tidak akan bisa tertanggulangi,'' katanya.

Untuk itu, Wawan menyebutkan, dalam seminar tersebut pihaknya mengundang hampir semua elemen masyarakat. Antara lain dari kelompok kerja KPA, kelompok dukungan sebaya, tim penggerak PKK, gabungan organisasi wanita, karang taruna, pemilik usaha dan jasa, organisasi profesi masyarakat, dan juga dokter Puskesmas, mahasiswa, pelajar, PMI, PMR. Tujuannya agar semua pihak memiliki pemahaman yang sama mengenai upaya penanggulangan penularan HIV/AIDS.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement