REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Khusus Presiden Angkie Yudistia mempercayakan usahanya, Thisable Enterprise, kepada tim manajemen. "Selama 8 tahun aku membangun Thisable Enterprise adalah waktu untuk mengaderisasikan bahwa generasi ini adalah generasi yang mampu untuk meneruskan apa yang aku perjuangkan dari awal," kata Angkie di Jakarta, Selasa (3/12).
Angkie mengelola agenda kerjanya dengan skala prioritas. Ia menilai prioritas yang utama setelah menjabat sebagai staf khusus Presiden RI adalah tugas-tugas kenegaraan.
Tim manajemen Thisable Enterprise pun mendukung dirinya lebih fokus pada tugas sebagai staf khusus Presiden. "Mereka dengan sigap berkata 'Thisable' itu bisa berjalan dengan baik dengan tim operasional yang sudah solid berikut dengan tim shift-nya, jadi aku aman," kata Angkie menjelaskan.
Presiden Joko Widodo menunjuk perempuan penyandang disabilitas bernama Angkie Yudistia sebagai staf khusus Presiden sekaligus Juru Bicara Presiden Bidang Sosial. Ia berterima kasih atas kesempatan terbaik oleh Presiden Jokowi untuk menyuarakan atau mewakili jutaan jiwa penyandang disabilitas di seluruh Indonesia.
Angkie adalah satu dari tujuh staf khusus Presiden yang diumumkan Presiden Jokowi. Tujuh Staf Khusus Presiden itu semuanya dari kaum milenial. Enam Stafsus lainnnya adalah Aminuddin Ma’ruf (33 tahun, mantan Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia/PMII) periode 2014—2017, Adamas Belva Syah Devara (29 tahun pendiri Ruang Guru), dan Ayu Kartika Dewi (36 tahun, perumus Pergerakan Sabang Merauke).
Selain itu, Putri Indahsari Tanjung (23 tahun, CEO dan Founder Creativepreneur), Andi Taufan Garuda Putra (32 tahun, CEO Amarta), dan Gracia Billy Mambrasar (31 tahun, pemuda asal Papua yang mendapatkan beasiwa di Universitas Oxford).