REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Lembaga Amil Zakat (LAZ) Solopeduli berupaya mendorong edukasi wakaf di Indonesia melalui sosialisasi Gerakan Ayo Wakaf. Gerakan Ayo Wakaf salah satunya dilakukan dengan sosialisasi pada acara Kajian Salimah Jebres Surakarta di Masjid Polsek Jebres Solo dan Kajian Keislaman di Auditorium Muhamad Djazman Universitas Muhamadiyah Surakarta (UMS) Kabupaten Sukoharjo.
Manajer Wakaf Solopeduli, Sutarno, menjelaskan, Gerakan Ayo Wakaf dilatarbelakangi Solopeduli mendapat izin menjadi Nazir Wakaf Uang oleh Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan minimnya edukasi wakaf ke masyarakat.
Terlebih, saat ini sebagian masyarakat hanya mengenal wakaf dalam bentuk harta tidak bergerak yang identik dengan wakaf tanah dan bangunan atau identik 3M yaitu masjid, madrasah dan makam.
"Alhamdulilah dengan adanya sosialisasi, peserta kajian yang rata-rata termasuk kelompok melenial banyak langsung ikut wakaf uang," kata Sutarno seperti tertulis dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (4/12).
Dalam aturannya, wakaf bisa berbentuk uang, emas, mobil, dan barang lainnya yang manfaatnya bisa digunakan untuk kepentingan sosial. Bahkan apabila wakaf dikelola dengan baik oleh lembaga wakaf atau nazir, hasil dari wakaf produktif tersebut bisa untuk menyejahterakan masyarakat Indonesia.