Kamis 05 Dec 2019 12:57 WIB

Polisi Didesak Jelaskan Ledakan di Monas

Menurut TNI yang merupakan mitra Komisi I DPR, granat asap tidak bisa meledak.

Anggota Labfor Mabes Polri mengumpulkan barang bukti di TKP ledakan di kawasan Monas, Jakarta, Selasa (3/12/2019).
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Anggota Labfor Mabes Polri mengumpulkan barang bukti di TKP ledakan di kawasan Monas, Jakarta, Selasa (3/12/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi I DPR meminta aparat kepolisian mengungkap secara utuh penyebab meledaknya granat di Monumen Nasional (Monas). Apalagi, kepolian telah mengeklaim yang meledak adalah granat asap.

Wakil Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari mempertanyakan, jika yang meledak adalah granat asap, mengapa granat itu bisa meledak hingga menimbulkan korban. Ia ingin penjelasan karena, menurut TNI yang merupakan mitra Komisi I, granat asap tidak bisa meledak.

Baca Juga

"Karena mitra saya di Komisi I itu tentara. Kata tentara, itu namanya granat asap mana ada yang meledak?" kata Abdul di Senayan, Jakarta, Rabu (4/12).

Abdul mengatakan, menurut informasi yang diperoleh, granat asap jika dipakai akan ditemukan kontainernya atau badannya. Karena itu, kata dia, kepolisian harus membuktikan ada kontainer yang tersisa dari granat asap yang meledak tersebut. "Harus (ada penyelidikan) dong. Ada korban kok. Tangannya sampai putus. Harus diselidiki, jangan dibiarkan," ujar dia.

Sejauh ini kalangan pengamat militer masih menyangsikan ledakan yang melukai Serma Fajar Ari Arisworo dan Praka Gunawan Yusuf berasal dari granat asap. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus yang dicecar wartawan terkait hal ini malah bertanya balik. "Kata siapa itu?" kata Yusri saat ditemui di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (4/12).

Yusri mengatakan, dirinya juga masih menunggu perkembangan penyelidikan lebih lanjut dan meminta masyarakat lebih bersabar. "Sampai dengan sekarang, saya menunggu. Saya juga sama-sama masih menunggu perkembangan dari penyidik. Sabar ya. Saya baru dua hari bertugas nih," kata dia.

Menurut dia, hingga Rabu penyidik gabungan TNI-Polri belum bisa memeriksa dua anggota TNI yang terluka. Meski demikian, kondisi keduanya mulai membaik. Nantinya pemeriksaan akan dilakukan penyidik gabungan TNI-Polri karena korban merupakan personel aktif TNI. "Nanti sama-sama karena itu kan TNI," kata dia.

Sebuah ledakan terjadi di dalam Monas pada Selasa (3/12) pagi dan melukai dua anggota Garnisun TNI, yakni Serka Fajar dan Praka Gunawan. Serka Fajar mengalami luka parah di tangan kiri, sementara Praka Gunawan mengalami luka ringan di bagian paha. Keduanya menjalani perawatan medis di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.

Sesaat setelah kejadian, Kepala Polda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono memastikan ledakan berasal dari granat asap yang biasa digunakan anggota Polri. Namun, asal granat tersebut masih diselidiki.

"Granat asap itu kan bisa dimiliki oleh anggota-anggota kita, seperti pasukan dalmas (pengendalian massa) dan lain sebagainya. Mungkin bisa tertinggal atau sebagainya. Kami belum tahu ini asalnya dari mana. Kami akan dalami," kata Gatot di Monas, Selasa (3/12).

Yusri mengakui dugaan awal ledakan memang dari granat asap. Namun, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan barang bukti oleh Puslabfor Mabes Polri untuk memastikan sumber ledakan.

"Perkembangan lainnya juga masih kita tunggu. Dari Puslabfor juga masih menyelidiki serpihan-serpihan itu untuk bisa memastikan apakah itu memang granat asap atau yang lain. Tapi, dugaan awal adalah granat asap," kata Yusri.

Ia juga menegaskan, granat yang melukai dua anggota TNI tersebut bukan milik Korps Bhayangkara. Bahkan, kata dia, tidak ada personel polisi yang membawa granat asap saat bertugas mengamankan Reuni 212 pada 2 Desember 2019. "Tidak ada sama sekali," kata Yusri.

Sementara itu, Kepala Biro Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Argo Yuwono mengeklaim pihaknya telah membentuk satuan tugas (satgas) untuk menyelidiki kasus itu. Satgas yang dibentuk Polda Metro Jaya itu bertugas menelusuri dan mengungkap asal mula granat tersebut. “Iya dibentuk tim. Polda Metro Jaya sudah membuat satgas,\" kata Argo, kemarin. n mabruroh/antara ed: ilham tirta

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement