REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memperingatkan Pemerintah Rusia untuk tidak mengintervensi pemilihan presiden AS pada 2020 mendatang.
Hal itu disampaikan Trump saat bertemu Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov di Gedung Putih pada Selasa (10/12). Gedung Putih tak memberi penjelasan mendetail mengenai peringatan Trump agar Rusia tak mencampuri pilpres AS.
Namun, Trump sempat mengunggah fotonya bersama Lavrov di akun Twitter pribadinya. "Membahas banyak hal, termasuk perdagangan, Iran, Korea Utara (Korut), perjanjian INF (Intermediate-range Nuclear Forces), kontrol senjata nuklir, dan campur tangan pemilu. Menanti untuk melanjutkan dialog kami dalam waktu dekat," kata Trump.
Pada hari yang sama, Lavrov juga sempat melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo. Sama seperti Trump, Pompeo juga memperingatkan Lavrov agar Rusia tak mencampuri pilpres AS tahun depan.
"Jika Rusia atau aktor asing mengambil langkah-langkah untuk merusak proses demokrasi kami, kami akan mengambil tindakan sebagai tanggapan," ujar Pompeo.
Namun, saat memberi keterangan pers, Lavrov menyanggah pernyataan yang dirilis Trump, Pompeo, maupun Gedung Putih perihal pembahasan intervensi pemilu. "Anda tahu, kami bahkan belum benar-benar membahas pemilu," ujarnya, dikutip laman Aljazirah.
Badan-badan intelijen AS telah menyatakan bahwa Rusia adalah pihak yang mengintervensi jalannya pilpres pada 2016. Campur tangan Moskow berpengaruh terhadap keunggulan suara yang diperoleh Trump.
Rusia telah dengan tegas membantah semua tudingan tersebut. Moskow tetap pada pendirian dan sikapnya meskipun pemerintahan Trump memberlakukan sanksi serta mendakwa perusahaan dan individu Rusia sebagai pembalasan.