Selasa 17 Dec 2019 10:01 WIB

Ahli Reptil Ungkap Penyebab Fenomena Ular Kobra di Perumahan

Warga dinilai perlu mengenali jenis dan perilaku ular, termasuk ular kobra.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Nur Aini
Warga menangkap ular sendok jawa atau kobra jawa (Naja sputatrix) di Perum Tata Lestari, Kecamatan Singaparna, kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (16/12/2019).
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Warga menangkap ular sendok jawa atau kobra jawa (Naja sputatrix) di Perum Tata Lestari, Kecamatan Singaparna, kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (16/12/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kemunculan ular berbisa seperti kobra di permukiman warga menimbulkan kekhawatiran. Salah seorang ahli reptil dari ITB, yaitu Ganjar Cahyadi, yang juga merupakan kurator Museum Zoologi, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB, mengatakan, fenomena tersebut terjadi karena musim penghujan merupakan masa ular bereproduksi.

“Ular memiliki fase reproduksi, sekarang musim hujan di mana termasuk musim ular menetas," ujar Ganjar dalam siaran persnya, Selasa (17/12).

Baca Juga

Menurut Ganjar, perilaku kobra itu biasanya menyimpan telur di sarangnya. Biasanya sarang bekas tikus, di tempat-tempat lembap, dan tumpukan sampah. "Ular simpan telurnya lalu ketika awal musim hujan akan menetas,” katanya.

Ganjar mengatakan, jika banyak ular ditemukan di suatu lokasi, kemungkinan tempat tersebut merupakan habitatnya atau sebagai area ular mencari makan. Salah satu makanan bagi ular adalah tikus dan tikus biasanya banyak di perumahan. “Kobra itu tipikal ular yang melepas anak-anaknya. Dia tidak menjaga anak-anaknya karena anak kobra ketika menetas sudah memiliki taring dan kelenjar bisa. Jadi, sudah bisa mencari makan sendiri," katanya.

Menurut Ganjar, warga perlu mengetahui jenis dan perilaku ular untuk melakukan langkah antisipasi yang tepat. Untuk ular yang berbisa, dapat dikelompokkan pada dua famili, yaitu Elapidae dan Viperidae. Ular yang termasuk Elapidae contohnya adalah ular kobra, ular belang (bungarus), dan ular cabai (Calliophis intestinalis). 

Sementara untuk kelompok Viperidae, kata dia, cirinya adalah bagian kepala berbentuk seperti segitiga. Kalau di daun warnanya hijau dan jika di tanah warnanya kecokelatan. Ular berbisa memiliki taring yang mengeluarkan bisa. Selain itu, dari perilakunya juga dapat terlihat kalau ular berbisa lebih santai dalam bergerak, tapi kalau didekati akan melakukan upaya perlindungan diri atau menyerang. 

"Sementara ular tidak berbisa tidak memiliki taring dan bila didekati akan kabur,” katanya.

Ciri lain dari ular berbisa, kata dia, dapat dilihat dari warna atau coraknya. Ular berbisa lebih mencolok warnanya, misalnya, ular cabai yang mempunyai garis warna merah di tubuhnya, kemudian ular bungarus memiliki warga hitam putih. “Namun, khusus untuk ular kobra, yang mencolok adalah karena warnanya hitam legam. Perilaku ular kobra, kalau terancam akan menaikkan tubuhnya dan mengembangkan rusuknya, bahkan dapat menyemburkan bisanya ke arah mata,” ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement