REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Permata Tbk., Permata Bank Syariah sudah lebih dulu mengonversi cabang konvensionalnya di Aceh pada 2017 lalu. Sharia Banking Director Permata Bank Herwin Bustaman menyampaikan Permata hanya punya satu kantor di Aceh.
"Kita sudah duluan konversi yang di Aceh itu tahun 2017," katanya di Jakarta, Senin (23/12).
Ia mengatakan tidak menargetkan pembangunan cabang baru di sana karena merasa sudah cukup optimal. Menurut dia, kebijakan qanun Lembaga Keuangan Syariah (LKS) memang berdampak signifikan pada pertumbuhan portofolio bisnis.
Permata merasakan peningkatan setelah konversi tersebut. Menurutnya tidak ada tantangan berarti dalam prosesnya. Bank Permata konvensional ditutup dan dibuka kembali sebagai Permata Bank Syariah.
Terkait penambahan cabang, Herwin mengaku menargetkan di daerah lain dengan potensi besar untuk Dana Pihak Ketiga (DPK), misal Bogor. Selain itu, Permata Bank Syariah juga membidik daerah dengan potensi haji yang cukup besar.
Herwin menilai keberadaan cabang masih sangat dibutuhkan untuk menggarap potensi yang ada. Meski mereka sudah punya PermataX Mobile yang merupakan tabungan digital, cabang tetap punya peran signifikan.
"Kita yang penting selama potensi besar dan tidak ada Permata Bank Syariah di sana maka kita buka," katanya.
Herwin juga menargetkan DPK bisa tumbuh di tahun depan. Dengan strategi penambahan produk baru yang terintegrasi dengan pembiayaan KPR, diharapkan DPK bisa tumbuh 25 persen. CASA atau dana murah sendiri sudah mencapai 60 persen per September 2019. Tahun depan ditargetkan naik jadi 65 persen.