Rabu 25 Dec 2019 05:12 WIB

Majunya Gibran di Pilkada, Pengamat: Dilema Bagi PDIP

Pengamat menilai PDIP dilema menghadapi majunya Gibra di Pilwakot Solo.

Rep: Muhyiddin/ Red: Bayu Hermawan
Gibran memutuskan maju bersaing di Pilkada.
Foto: Republika
Gibran memutuskan maju bersaing di Pilkada.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno menilai majunya Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai bakal calon wali kota Solo pada Pilkada 2020 menjadi dilema bagi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan.

"Pertama, itu dilema bagi PDIP. Memajukan Gibran sama artinya dengan memberikan karpet merah pada anak Jokowi. Dan kader PDIP di daerah potensial bergejolak," ujar Prayitno saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (24/12).

Baca Juga

Di samping itu, lanjut dia, jika PDIP tidak mendaftarkan Gibran sebagai bakal calon Wali Kota Solo, maka akan diusung oleh partai lain. Karena itu, menurut dia, pada Pilkada Serentak 2020 Gibran menjadi komuditas politik terpanas.

"Namun jika tak majukan Gibran, sangat terbuka bagi Gibran diusung partai lain melawan calon dari PDIP. Suka tak suka, Gibran menjadi komuditas politik paling hot di pilkada Solo," ucapnya.

Seperti diketahui, Gibran resmi mendaftarkan diri sebagai bakal calon wali kota Surakarta ke DPD PDIP. Gibran akan bersaing dengan Achmad Purnomo sebagai sosok yang telah direkomendasikan DPC ke DPP sebagai calon wali kota Surakarta.

Gibran telah mengikuti uji kepatutan dan kelayakan sebagai bakal calon Wali Kota Surakarta di kantor DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah, di Semarang, Sabtu (21/12) lalu. Namun, pencalonan Gibran tersebut berpotensi terganjal oleh aturan PDIP.

Aturan itu menyebutkan bahwa syarat untuk menjadi calon kepala daerah dan wakil kepala daerah mewajibkan anggota atau kader partai harus terdaftar sebagai anggota minimalnya tiga tahun. Aturan itu tertuang dalam "Persyaratan Bakal Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dari Unsur Anggota/Kader Partai.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement