Kamis 26 Dec 2019 02:35 WIB

Alun-Alun Bogor Dibangun, PKL Direlokasi

Alun-alun Bogor akan mengusung konsep yang alami sehingga PKL dtertibkan.

Rep: Nugroho Habibie/ Red: Dwi Murdaningsih
Pemkot Bogor menertibkan PKL di beberapa kawasan di Bogor untuk pembangunan Alun-alun dan memperluas pedestrian. Foto: Kondisi PKL di Jalan Dewi Sartika, Kota Bogor, Rabu (20/6).
Foto: Republika/Zahrotul Oktaviani
Pemkot Bogor menertibkan PKL di beberapa kawasan di Bogor untuk pembangunan Alun-alun dan memperluas pedestrian. Foto: Kondisi PKL di Jalan Dewi Sartika, Kota Bogor, Rabu (20/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor Anas S Rasmana mengungkapkan, Pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Dewi Sartika di depan Plaza Kapten Muslihat telah direlokasi ke sejumlah tempat. Adapun diantaranya, yakni Pasar Merdeka, Pasar Devris, Jalan Nyi Raja Permas, wilayah Sukasari dan sebagian memilih ke Pasar Javana atau lokasi lainnya.

Saat ini, Anas mengatakan, jumlah PKL di badan Jalan Dewi Sartika mencapai 240 pedagang. Sedangkan PKL yang berada di trotoar mencapai 188 pedagang.

Baca Juga

"Jumlahnya kurang lebih mencapai 428 pedagang," ujar Anas.

Selain untuk memberi kenyamanan bagi pejalan kaki, Anis mengungkapkan tujuan utama penataan PKL di Jalan Dewi Sartika demi menyambut pembagunan Alun-Alun Kota Bogor. Sebab, Alun-Alun Kota Bogor ditargetkan akan mulai dibangun pada 2020.

Nantinya, Anas menjelaskan, alun-alun kota bogor akan mengusung konsep yang alami dengan dengan memprioritaskan pemandangan yang asri. Sehingga, Jalan sekitar Alun-Alun akan ditata dan PKL pun ditertibkan.

"Jadi jalur PKL akan ada di Nyi Raja Permas," ujarnya.

Anas mengungkapkan pihaknya juga telah berkoordinasi dengan sejumlah untuk menjaga kawasan tersebut agar tetap terbit dari PKL. Dia mengatakan, telah membentuk tim pengawas untuk melakukan patroli di area tersebut.

"Kalau ketahuan ada yang berdagang akan langsung kami tertibkan," tegasnya.

Dia berharap para pedagang bisa berjualan dengan baik di tempat relokasinya. Ke depan Pemkot tidak akan tinggal diam untuk keberlangsungan usaha mereka. Salah satu upaya yang dilakukan yakni memberikan bantuan modal melalui perbankan.

"Bogor akan maju dengan kehadiran trem dan LRT lalu nanti pintu stasiun Bogor akan dibuka ke arah Nyi Raja Permas sehingga semua lokasi di kawasan tersebut akan ramai dan baik bagi mereka," katanya.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Jawa Barat, Fanny Irawan menjelaskan Pemprov Jabar akan segera mengalokasikan anggaran Rp 15 miliar. Dia menyatakan, alokasi tersebut akan segera diturunkan ke Pemkot Bogor.

Fanny menyebut, pihaknya juga akan segera mengadakan lelang konstruksi. Sehingga, lelang proyek Alun-Alun Kota Bogor akan diselesaikan dalam jangka waktu dua bulan ke depan.

"Lelang anggaplah dua bulan. Kalo tidak terjadi gagal lelang ya," kata Fanny.

Fanny memperkirakan, pengerjaan konstruksi akan berlangsung selama tujuh bulan. Jika ditambahkan dengan waktu lelang, maka pihaknya hanya membutuhkan waktu sembilan bulan untuk penyelesaian pengerjaan alun-alun tersebut.

"Kalo kita hitung mulai Desember 2020 ya, artinya tarik 9 bulan ke sini, bulan Maret (2020) ini harus mulai pengerjaan," ujarnya.

Secara design keseluruhan, dia mengatakan, alun-alun memang terintegrasi dengan Masjid Agung dan Stasiun Bogor. Namun, dia menyatakan, pengerjaan dan pembiayaan tetap difokuskan pada penyelesaian alun-alun Kota Bogor. Meskipun masjid Agung belum selesai dibangun, dia menegaskan, alun-alun akan tetap diselesaikan pengerjaannya.

"Jadi design alun-alun ini harus terintegrasi dengan pembagunan Masjid Agung sehingga satu kesatuan. Tapi secara pembiayaan terpisah. Kami kan ranahnya alun-alun saja bukan termasuk masjid," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement