Jumat 27 Dec 2019 06:43 WIB

Bupati Bandung Barat Imbau tak Hura-Hura Saat Tahun Baru

Bupati Bandung Barat mengimbau warga tak menyalakan petasan saat malam tahun baru.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Ani Nursalikah
Bupati Bandung Barat Imbau tak Hura-Hura Saat Tahun Baru.
Foto: EPA
Bupati Bandung Barat Imbau tak Hura-Hura Saat Tahun Baru.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna mengimbau masyarakat tidak meniup terompet, menyalakan petasan, dan hura-hura saat pelaksanaaan malam tahun baru 2020. Imbauan tersebut tertuang dalam surat edaran tentang imbauan pergantian tahun baru masehi bagi masyarakat di Kabupaten Bandung Barat.

Dalam surat yang ia tandatangani pada 23 Desember, edaran tersebut dikeluarkan untuk menjaga ketentraman dan ketertiban. Ia mengintruksikan perangkat daerah, camat, BUMD, kepala desa, tokoh agama dan tokoh masyarakat membimbing anak muda, remaja dan keluarga.

Baca Juga

"Tidak menyalakan kembang api, petasan dan meniup terompet. Tidak ada hiburan dan hura-hura. Aktif dan proaktif memberantas kemaksiatan," ujarnya dalam surat tersebut.

Menurutnya, bagi yang beragama Islam agar melaksanakan salat berjamaah, zikir, istighatsah, dan dan bermuhasabah diri saat malam tahun baru. Aa berharap dengan kegiatan tersebut, Allah SWT membimbing dan mengampuni dosa serta dijauhkan dari berbagai musibah.

Saat dikonfirmasi, Kabag Humas Pemkab Bandung Barat Hari Mustika membenarkan surat edaran tersebut. Menurutnya, tujuan surat edaran dikeluarkan agar masyarakat melakukan kegiatan saat malam tahun baru dengan positif.

"Iya (surat edaran itu benar dikeluarkan)," ujarnya saat dihubungi, Jumat (27/12).

Pemerintah Kota Bandung akan melaksanakan Bandung Berzikir pada saat malam tahun baru di Masjid Al-Ukhuwah. Wali Kota Bandung Oded M Danial meminta masyarakat tidak hura-hura saat malam tahun baru dan lebih baik bermuhasabah diri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement