REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati tak menampik beredar hoaks atau informasi bohong terkait bencana tsunami atau gempa bumi menjelang waktu tertentu termasuk akhir tahun. Ia mengimbau masyarakat tetap waspada untuk mencari informasi yang lebih akurat dari BMKG melalui situs atau media sosial resmi.
"Hoaks yang saat ini sudah beredar itu soal kejadian tsunami dan gempa bumi yang akan terjadi di akhir tahun. Jadi yang kami mohon adalah setiap menerima berita apapun, soal gempa dan tsunami, cek saja di BMKG," ujar Dwikorita di Gedung BNPB, Jakarta Timur, Senin (30/12).
Ia juga tidak menampik, hoaks soal bencana sering kali mengatasnamakan BMKG. Dwikorita menegaskan, apabila BMKG tidak mengeluarkan informasi secara resmi terkait bencana di situs ataupun media sosial, maka isu yang beredar adalah hoaks.
"Kalau enggak ada di info BMKG artinya itu bohong," kata dia.
Ia juga menjelaskan, sampai hari ini belum ada alat yang bisa mendeteksi gempa bumi dan tsunami dari jauh-jauh hari. Saat ini, BMKG sedang mengembangkan sistem deteksi dini gempa yang akan merekam gelombang primer dalam waktu 60 detik hingga 30 detik sebelum gelombang sekunder yang menyebabkan guncangan atau gempa bumi terjadi.
"Sebab kita enggak tahu kapan akan benar-benar terjadi gempa dan tsunami," lanjut Dwikorita.