REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- DKM Pusdai Jawa Barat menggelar Ngaji Untuk Bangsa di Pusdai Jabar, Kota Bandung, Selasa (7/1) mendatang. Ngaji Untuk Bangsa adalah puncak acara Milad Jabar ke 22 dari rangkaian acara Milad yang sudah diselenggarakan sejak Desember lalu.
Ketua Panitia Milad Pusdai, Zulkarnaen menyebut acara ini merupakan tradisi tahunan Masjid Pusdai. Tidak hanya itu, Pusdai juga ingin mereaktualisasi dan memperbaharui informasi dakwah islam secara keseluruhan.
"Rangkaian kegiatan acara tahun ini sudah berlangsung sejak peringatan Maulid Nabi, kemudian dilanjutkan dengan berbagai acara lain seperti khitanan masal, tabligh akbar dan muhasabah," kata Zulkarnaen saat dihubungi Republika, Ahad (5/1).
Di hari terakhirnya, Pusdai akan menggelar beberapa acara sebelum ditutup dengan Ngaji Untuk Bangsa. Diantaranya ada bazzar, seminar ekonomi dan lomba shalawat majelis taklim. Dimana jumlah peserta ada 50 grup dari majelis taklim se-Jawa Barat.
"Target pengunjung nanti di 2500 orang, mudah-mudahan tidak hujan ya," katanya. Dalam puncak acara Ngaji untuk Bangsa, terdapat beberapa pengisi dari elemen organisasi masyarakat islam dan komunitas islam. Zulkarnaen memastikan akan ada dua organisasi masyarakat islam terbesar di Indonesia yang akan mengisi acara.
"Akan ada dari Muhammadiyah, Dadang Ahmad dan dari PBNU akan dihadiri oleh Aqil Sirad. Insya Allah akan ada dari komunitas Musisi Mengaji yang akan menghibur jamaah nanti," kata Zulkarnaen.
Mantan vokalis Cokelat, Kikan akan mewakili komunitas Musisi Mengaji. Selain itu Zulkarnaen mengakui pertemuan kedua ormas islam ini bisa termasuk jarang terjadi.
"Saya mengajak masyarakat khususnya Bandung Raya untuk menghadiri acara ini karena mungkin jarang terjadi dua tokoh besar ormas islam hadir bersama-sama," katanya.
Dia menyebut rangkaian Milad ini sebagai awal perjalanan Pusdai sebagai pusat dakwah, bukan semata-mata hanya tempat ibadah. Kedepannya dia ingin Pusdai sebagai destinasi untuk melakukan kegiatan islam seperti adanya pendidikan.
Selain itu, Zulkarnaen menyebut Pusdai bisa lebih banyak dikunjungi bukan hanya sebagai tempat resepsi pernikahan. Seperti yang diketahui Gedung Bale Asri Pusdai kerap dijadikan tempat resepsi pernikahan.
"Dengan kata lain, ketika ada yang datang ke Pusdai bukan dikenal hanya untuk tempat nikahkan saja, tapi juga sebagai pusat informasi mengenai dakwah, budaya islam dan pendidikan," kata Zulkarnaen.