Rabu 21 Oct 2020 23:09 WIB

Istigasah di Pusdai, Habib Luthfi: Ingatlah Allah SWT

Habib Luthi bin Yahya mengajak umat meminta pertolongan Allah SWT

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Nashih Nashrullah
Habib Luthfi menyampaikan tausiyah didampingi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kiri) saat Istighosah Kubro rangkaian peringatan Hari Santri Tingkat Provinsi Jawa Barat, di Masjid Pusdai, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (21/10). Dengan Istighosah Kubro, berdoa memohon pertolongan Allah SWT diharapkan bangsa Indonesia diberikan keselamatan, dijauhkan dari marabahaya dan bencana.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Habib Luthfi menyampaikan tausiyah didampingi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kiri) saat Istighosah Kubro rangkaian peringatan Hari Santri Tingkat Provinsi Jawa Barat, di Masjid Pusdai, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (21/10). Dengan Istighosah Kubro, berdoa memohon pertolongan Allah SWT diharapkan bangsa Indonesia diberikan keselamatan, dijauhkan dari marabahaya dan bencana.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil, anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Habib Luthfi bin Yahya, dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jabar, menghadiri istigasah kubro di Masjid Pusdai, Kota Bandung, Rabu (21/10). 

Menurut Habib Luthfi bin Yahya, istigasah memiliki arti bahwa manusia pada dasarnya makhluk lemah yang tidak akan sanggup menyelesaikan permasalahan tanpa pertolongan Allah SWT.  

Baca Juga

"Kita mohon pertolongan kepada Allah atas ketidakmampuan kita, maka istigasah tersebut menunjukkan kelemahan kita dan masih sangat perlu pendekatan diri kita kepada Yang Mahakuasa," ujar Habib Lutfi.

Menurutnya, dengan mengingat kebesaran dan sifat-sifat Allah SWT, maka ketauhidan dalam diri seseorang akan semakin kuat. Pun demikian dengan kepedulian terhadap sesama.   

"Melalui apa yang kita baca dan mengingat kebesaran-kebesaran Allah SWT akan menambah tauhid, makrifat, dan keyakinan kita kepada Allah SWT, dan menuntun kita untuk peduli sesama," kata Habib Luthfi.

Istigasah kubra tersebut digelar dengan menerapkan protokol kesehatan ketat dan undangan terbatas. Selain itu, sekitar 1 juta santri di seluruh Jabar mengikuti istigasah kubro secara virtual.  

Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, istigasah kubro menjadi momentum untuk instropeksi dan memanjatkan doa kepada Allah SWT. 

"Momen ini sangat tepat digelar sebagai bahan introspeksi kita dan mohon pertolongan kepada Allah SWT terkait masalah bangsa saat ini," ujar Ridwan Kamil yang akran disapa Emil.  

Menurut Emil, Indonesia tengah diterpa ujian. Mulai dari pandemi Covid-19, bencana alam, sampai kondisi sosial politik. Dengan istigasah kubro, ia berharap permasalahan di Indonesia, khususnya Jabar, segera selesai dan kembali kondusif.  

"Mudah-mudahan selepas ini kondisi Jabar lebih damai, kondusif, dijauhkan dari mara bahaya, dan pandemi Covid-19 segera berakhir," katanya. 

Kendati digelar secara terbatas dan virtual, istigasah kubro berjalan khidmat. Para santri pun mengikuti acara istigasah kubro dengan khusyuk. 

Emil mengatakan, istigasah kubro dilaksanakan dalam rangka menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW dan Hari Santri Nasional yang jatuh pada 22 Oktober. 

"Itulah betapa pentingnya istigasah kubro ini walaupun kondisinya sekarang berbeda dengan sebelum karena pandemi COVID-19. Tapi, hal itu tidak mengurangi kekhidmatan," katanya. N Arie Lukihardianti  

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement