REPUBLIKA.CO.ID, GUATEMALA CITY -- Presiden Guatemala Jimmy Morales, yang akan segera mengakhiri jabatannya, pada Rabu (8/1) mengatakan pemerintahannya tidak setuju untuk menerima para pencari suaka asal Meksiko yang dideportasi di bawah kesepakatan dengan Amerika Serikat.
Morales mengatakan kepada para wartawan "sangat tidak benar bahwa kita menyetujui kesepakatan untuk menerima kedatangan para warga Meksiko." Ia mengatakan kesepakatan, dengan melibatkan negara ketiga, yang diterapkan Amerika Serikat akhir pekan lalu hanya mencakup para warga dari Honduras dan El Salvador.
"Amerika Serikat sudah membahas soal kemungkinan yang mencakup para warga negara Meksiko, tapi hal itu harus dibicarakan terlebih dahulu dengan pemerintahan berikutnya," kata Morales.
Masa kepemimpinan Morales akan berakhir pada 14 Januari. Pemerintahan Trump telah melancarkan tekanan pada negara-negara Amerika Tengah untuk menerima para pencari suaka di bawah serangkaian perjanjian, yang ditujukan untuk membatasi perpindahan penduduk ke Amerika Serikat. Kalangan pengkritik mengatakan Guatemala tidak mampu memberikan perlindungan bagi para migran yang rentan, mengingat negara itu berada dalam keadaan lemah serta menghadapi tingkat kemiskinan yang tinggi dan kekerasan.
Dalam surat elektronik bertanggal 4 Januari, kepala staf lapangan pada Dinas Kewarganegaraan dan Imigrasi Amerika Serikat (USCIS) diberi tahu bahwa sekarang warga negara Meksiko bisa dimasukkan ke dalam kategori penduduk yang "diterima" dalam perjanjian dengan Guatemala, menurut dokumen berisi panduan yang dibaca Reuters. Morales selama ini kerap mengelak jika ditanya soal perjanjian imigrasi dengan Amerika Serikat.