REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menjelaskan akan menata museum di Kota Bogor. Penataan tersebut sebagai bentuk branding Kota Bogor menuju Kota Pusaka.
"Ke depan kita mau programkan penataan museum," kata Bima kepada Republika, Ahad (12/1).
Bima mengatakan, telah melakukan sejumlah upaya dalam mewujudkan Kota Bogor sebagai Kota Pusaka. Di antaranya, pembangunan eks gedung Badan Koordinator Wilayah (Bakorwil) Jawa Barat sebagai pusat ekonomi kreatif (ekraf) hingga eks gedung DPRD sebagai perpustakaan modern.
"Eks gedung DPRD yang mau dibangun perpustakaan arahnya nanti juga akan ada museum Kota Bogor, atau galeri Bogor di dalamnya, termasuk (penataan) cagar budaya kita," ujarnya.
Namun, Bima mengakui penataan museum maupun cagar budaya belum menjadi prioritas. Karena itu, Bima menuturkan, penataan tersebut masih menjadi pekerjaan rumah (PR) Pemkot Bogor.
"Bagaimana cagar budaya yang eksisting seperti Batu Tulis, dan situs-situs lainnya diperhatikan untuk dianggarkan. Selama ini anggaranya belum diprioritaskan tapi ke depan akan kita prioritaskan," kata Bima.
Selain Kota Pusaka, Bima menerangkan, Kota Bogor diarahkan menjadi Kota Cerdas dan Kota Hijau. Dia menjelaskan, Pemkot Bogor telah mendorong aspek pelayanan publik untuk memenuhi hal tersebut.
"Kita terus dorong pada aspek publiknya, perizinan, Sibadra (sistem informasi berbagi aduan dan saran), MPP (mal pelayanan publik), itu smart city ke arah situ," jelasnya.
Bogor sebagai Kota Hijau, sambung Bima, telah diwujudkan dengan sejumlah upaya. Di antaranya pembagunan jalur pedestrian hingga taman-taman kota.
Nantinya, Bima menambahkan, transportasi umum juga akan lebih ramah lingkungan. "Publik trasportasi nantinya bus pengganti angkot itu kita gunakan (bahan bakar) listrik atau gas. Itu arahnya kesana, itu Bogor hijau," katanya.