Rabu 15 Jan 2020 19:36 WIB

Dalam 1 Bulan, Warga Afsel Serahkan 1.266 Senjata Api Ilegal

Senjata api ilegal diserahkan sejak 1 Desember 2019 dalam masa amnesti.

Rep: Puti Almas/ Red: Nashih Nashrullah
Senjata api ilegal diserahkan sejak 1 Desember 2019 dalam masa amnesti yang diberlakukan pemerintah Afsel.Ilustrasi berbagai jenis senjata api
Foto: X80001/HANDOUT
Senjata api ilegal diserahkan sejak 1 Desember 2019 dalam masa amnesti yang diberlakukan pemerintah Afsel.Ilustrasi berbagai jenis senjata api

REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG — Warga Afrika Selatan telah menyerahkan setidaknya 1.266 senjata api, sejak pemerintah negara itu mengumumkan berlakunya periode amnesti bagi pemilik senjata api dan amunisi ilegal, serta yang tidak diinginkan pada Desember. Hal ini diumumkan dalam sebuah laporan oleh Menteri Kepolisian Bheki Cele pada Selasa (14/1). 

Periode amnesti senjata api dimulai pada 1 Desember 2019 dan  lalutepat dengan jumlah partisipasi warga untuk menyerahkan segala bentuk senjata api dan amunisi ilegal.  

Baca Juga

“Periode amnesti senjata api telah dimulai dengan baik dan jumlah ini terus bertambah setiap hari,” ujar Cela dalam sebuah pernyataan saat berada di kantor polisi Linden di Johannesburg, dilansir Anadolu Agency, Rabu (15/1).  

Kantor berita Pemerintah Afrika Selatan mengatakan saat ini secara keseluruhan ada 31.382 amunisi yang berada di tangan polisi. Cele mengatakan dengan adanya respons yang baik atas pemberian periode amnesti ini, maka hal itu menjadi tanda bahwa negara tersebut siap menghapus senjata api ilegal dan tidak diinginkan sepenuhnya.   

Menurut organisasi nirlaba Gun Free South Africa, yang mengadvokasi masyarakat bebas senjata, ada sekitar 4,5 juta pemilik senjata terdaftar di negara itu. Rata-rata ada 23 orang yang terbunuh di Afrika Selatan karena penggunaan senjata api tanpa izin. Selain itu, sebanyak 9.855 senjata api dilaporkan hilan atau dicuri setiap tahun. 

“Kami ingin meyakinkan publik bahwa kami telah memperkuat sistem untuk memastikan keamanan semua senjata yang diserahkan. Ini akan berlanjut melampaui periode amnesti,” jelas Cele.  

Sementara, menurut statistik kejahatan di Afrika Selatan, ada sekitar 57 orang terbunuh setiap hari. Sebagian besar kasus pembunuhan di negara itu terkait dengan kekerasan dan perampokan, serta kelompok yang pelakunya menggunakan senjata tidak terdaftar.  

Banyak senjata api curian di Afrika Selatan yang berakhir di tangan para penjahat. Cele mendorong lebih banyak orang di negara itu yang memiliki senjata api ilegal dan tak diinginkan untuk menyerahkannya kepada polisi.  

“Ketika periode amnesti berakhir, hukuman bagi mereka yang tetap membawa senjata tanpa lisensi akan berat,” kata Cele. 

  

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement