REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film terbaru rumah produksi BASE Entertainment, 'Guru-Guru Gokil', menyoroti dinamika pendidikan dari sudut pandang guru. Sinema drama berbalut komedi itu menghadirkan para pengajar SMU sebagai tokoh utama.
Penulis skenario Rahabi Mandra mengatakan, tim melakoni riset sebelum pengembangan dan penggarapan naskah. Riset yang dilakukan cukup mendalam, termasuk mendengarkan langsung kisah para guru yang mengajar di daerah.
Setelah itu, tim memilah mana yang sesuai untuk dimasukkan dalam naskah. Rahabi menyadari ada banyak ranah yang sensitif dan jadi perhatian banyak orang, sehingga tim lebih berhati-hati dalam bahasan tertentu.
Rahabi ingin film tidak segmented supaya cocok menjadi tontonan sebanyak mungkin orang. Di sisi lain, Rahabi juga tidak mau jika film dianggap sebagai komedi 'lucu-lucuan' dengan pemeran para guru.
"Kami ingin membuat sesuatu yang relatable sama masyarakat. Setiap orang semasa sekolah pasti punya guru favorit, guru yang ditunggu-tunggu, guru yang masuk kelas semua langsung diam, bermacam-macam tipikal," tuturnya.
Tokoh utama 'Guru-Guru Gokil' adalah Taat Pribadi (Gading Marten). Dia berambisi untuk sukses, namun sering menemui kegagalan dalam karier. Semula, Taat selalu memaknai kesuksesan dengan kondisi finansial, yakni memiliki banyak uang.
Suatu kondisi mengharuskan Taat menjadi guru pengganti di sebuah sekolah. Dia menjalin persahabatan dengan rekan guru lainnya, yang tetap berdedikasi walaupun sedang ditimpa kemalangan. Pandanganya terhadap kesuksesan lambat laun berubah.
"Inti utama film ini adalah drama perjalanan kehidupan. Pencarian jati diri Taat, yang dari sana beranjak ke banyak pengalaman. Pendekatan yang sangat humanis mengenai kehidupan para guru," kata produser film, Shanty Harmayn.