Jumat 24 Jan 2020 15:01 WIB

Pencegahan Kanker Perlu Lebih Diseriusi

Saat ini persoalan kanker lebih fokus pada pengobatan.

Pencegahan kanker harus diutamakan, daripada pengobatan. Foto Menkes Terawan Agus Putranto bersama para Pembicara Seminar Nasional Penaggulangan Kanker.
Foto: istimewa
Pencegahan kanker harus diutamakan, daripada pengobatan. Foto Menkes Terawan Agus Putranto bersama para Pembicara Seminar Nasional Penaggulangan Kanker.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program pencegahan kanker diminta untuk dilakukan lebih serius. Hal ini karena angka kanker di Indonesia tidak pernah turun dalam dua dekade ini.

"Selama ini kita lebih konsentrasi dan fokus pada pengobatan, bukan pada pencegahan," kata Ketua Umum Perkumpulan Keluarga Trisakti Reza Aditya Digambiro, Jumat (24/1). Hal ini penting agar penderita kanker di Indonesia bisa diatasi dengan baik.

Sebagai wujud kepedulian terhadap pecegahan penyakit kanker di Indonesia, kata Reza, Yayasan Trisakti, dalam rangkaian kegiatan ulang tahunnya yang ke 54 telah mengadakan seminar terkait persoalan kanker ini pada  Rabu (22/1) di Jakarta. Kegiatan ini juga bagian dari rangkaian peringatan Hari Kanker Sedunia yang jatuh pada tanggal 4 Februari nanti.

Seminar ini dihadiri Menteri Kesehatan (Menkes) RI Terawan Agus Putranto, dr. Rosaline Irene Rumaseuw, M.Kes, dr. Irfan Deputi JPKP BPJS, dr. Evlina Juzanna, SpPA dari RS Darmais.

Penanggulan kanker ke depan, menurut Reza, perlu adanya master plan. Perlu adanya rancangan kesehatan kedepan dimana pencegahan kanker menjadi program yang tidak bisa dipisahkan dari program pencegahan tersebut. "Seharusnya kita lebih serius dalam melakukan program pencegahan kanker ini dan tentunya dengan tehnologi yang lebih baik," ungkap Reza.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement